Ramadhan: Euforia shalat malam

12:47:00 AM

Bismillah. Baru kali ini saya pulang kampung bukan pada waktu lebaran. Perjalanan kali ini tidak terlampau ramai, bisa dibilang sunyi. Perjalanan pulang, selain untuk bertemu keluarga, ada juga banyak momen nostalgia di dalamnya. Momen nostalgia menjadi salah satu yang saya rindukan. Dibagian ini, saya mendapati tak hanya mulut yang bisa bercerita, nostalagia akan membawa hati kita pada hal-hal ajaib, semisal, pohon pun bisa bercerita.

Hari pertama di kampung, seperti ada absensi kematian saja, dari banyak ngobrol, saya mendapat kabar duka, ada beberapa teman waktu kecil dulu yang sudah menghadap Allah lebih awal, orang-orang gila yang dulu suka berkeliaran di pasar tidak kelihatan lagi, kabarnya, mereka juga sudah meninggal. Kabar-kabar ini semakin memperdalam do’a untuk diberi kesempatan  bertemu ramadhan.

Ramadhan di kampung memiliki banyak sekali nostalgila. Malam-malam ramadhan seperti pesta ramai. keadaan langit pun seperti mendukung keramaian, saat ramadhan datang rasa-rasanya bintang muncul lebih banyak, mesra-mesra, dan rapat.  Di awal-awal ramadhan, masjid sampai tidak sanggup menampung jamaahnya, tenda biru pun berdiri hingga ke jalan-jalan. Saya menjadi salah satu peserta pesta, , puncak pesta ada pada saat ustadz berceramah, ceramah belum dimulai, jamaah sudah bubar saja, entah itu hanya untuk sekedar mencari angin di luar masjid atau memenuhi janji dengan dia yang ada di shaf depan. Mainan meriam bambu seperti bom, bersahut-sahutan, dipojok-pojok masjid banyak remaja gila yang memadu kasih dengan modus cinta yang katanya 'islami'

Nostalgia tentang ramadhan, banyak membawa penyesalan, malam-malam yang dulu harusnya syahdu karena do’a yang melangit malah meriah bukan main dengan perkara-perkara yang tidak menambah amalan, yang ada juga menambah dosa. Sholat layaknya senam, buru-buru. ah semoga masih ada pertemuan dengan Ramadhan hingga kesalahan yang lalu itu dapat terbayar dan tidak terulang lagi, Hingga malam ramadhan yang syahdu bisa terasa syahdunya hingga ke hati. Aamiin.


Ramadhan, dikabarkan bahwa waktu malamnya lebih utama dari malam-malam selainnya. Qiyam memiliki kekhususan dibandingkan bulan lainnya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Barang siapa yang melakukan qiyam (Mendirikan sholat malam) pada bulan Ramdhan dengan iman dan pengharapan pahala niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”
(Muttaaq Alaih)

Makna iman dalam hadits ini adalah iman kepada Allah dan pahala yang Dia siapkan untuk orang-orang yang mendirikan sholat. Makna pengharapan adalah meminta pahala dari Allah, tidak melakukan riya’, sum’ah , serta mencari harta dan kedudukan.

Qiyam Ramadhan mencakup semua shalat yang dilakukan pada awal hingga akhir malam. Oleh karena itu, shalat tarwih merupakan bagian dari qiyam ramadhan. Dinamakan Tarawih karena dahulu orang-orang benar-benar memanjangkan shalat tersebur sehingga mereka beristirahat sebentar setelah selesai mengerjakan empat rakaat.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah orang pertama kali mensunnahkan sholat tarawih secara berjamaah di masjid, kemudiann beliau meninggalkannya karena khawatir jika akhirnya nya shalat tersebut diwajibkan kepada umatnya.

Salafush shaleh berselisih pendapat tentang jumlah rakaat sholat tarawih dan witir. Pendapat terkuat adalah yang menyatakan bahwa jumlah rakaat sholat tarawih sebanyak sebelas atau tiga belas rakaat. Hal ini berdasarkan riwayat dari Aisyah Radhiyallahu anha. Pada saat ditanya bagaimana sholat nabi pada bulan ramadhan, ‘Aisyah menjawab :

“Nabi shallalhu alaihi wa sallam tidak pernah menambah pelaksanaan sholat malam melebihi sebelas rakaat, baik pada bulan ramadhan atau selainnya”

Diriwayatkan dari ibnu’ abbas radhiyallahu anhu, ia berkata: “Shalat malam nabi sebanyak tiga belas rakaat”
( HR. Bukhari)

Shalat di waktu malam memiliki banyak sekali keutamaan, bahkan Allah telah memuji mereka yang yang melewatkan malam-malamnya untuk bersujud kepada Allah. Terkhusus sholat tarwih dan witir di bulan ramadhan, ada janji bagi mereka yang sholat bersama imam hingga Usai.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:“…Sesungguhnya barang siapa yang mengerjakan sholat malam bersama imam hingga selesai maka ia dicatat telah mengerjakan sholat semalam penuh” (HR. Ashaabus sunnag dengan sanad shahih)
 
“Seutama-utamanya shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam” 
(HR. Muslim)

“Wahai manusia, sebarkanlah salam, sebarkanlah salam, berilah makana, sambunglah tali kekerabatan, dan shalatlah di waktu malam tak kala orang sedang tidur, niscaya kalian akan masuk syurga dengan keselamatan”
 (HR. At-Tirmidzi)

Sekian dulu nostalgianya, Semoga Rindu pada malam-malam Ramadhan segera bersemi indah setelah kita mengetahui keutamaan ini, banyak harap semoga dapat menjumpai Ramadhan ini dan bisa benar-benar merayakan malamnya dengan kataatan.

Salam siap-siap :)

Wakatobi, 29 Rajab 1434 H













You Might Also Like

1 comments

I'm Proud Member Of