Ramadhan: Pesan Takwa

9:45:00 PM


"Hai, orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa"
(QS-Baqarah: 183)

Salah satu indikator baiknya kondisi keimanan adalah takwa yang menggelora. Semangat untuk melakukan yang baik-baik kemudian melambung tinggi, kemaksitan tidak nampak nikmat lagi. Tapi, sayang kondisi baik ini susah menetap, hari ini taubat, eh besoknya kumat lagi. 

Saya pernah mendengar *membaca* bahwasanya kesempatan hidup adalah salah satu nikmat terbesar dalam sejarah pencipataan manusia. bayangkan saja, kita diberi kesempatan untuk hidup tanpa meminta, lalu kita diberi kesempatan untuk berbuat sesuka kita, kesempatan untuk menikmati bermacam-macam kenikmatan hidup terbuka lebar, kesempatan untuk beramal pintunya juga tak kalah lebar. banyak kesempatan. Saya sering membayangkan bagaimana  hebatnya penyesalan di akhirat nanti saat permintaan untuk dikembalikan ke dunia tak di hiraukan. sebenarnya, permintaan untuk dikembalikan ke dunia, lebih pada penyesalan, kenapa dulu tidak hidup dengan baik. Andai kesempatan hidup kita habis masa berlakunya maka selesailah, setelah itu yang ada hanya hisab.  :(

Saya tidak tahu bagaimana menjelaskannya dengan baik, akhir-akhir ini, do'a yang paling sering saya Panjatkan salah satunya ialah agar Tuhan tidak mencabut kesempatan yang ada dalam hidup saya, termaksud kesempatan untuk terus mendengarkan suara orang tua saya, dan kesempatan untuk bertemu Ramadhan.

Sebelum membuat catatan ini, saya sempat bertanya pada diri saya, kira-kira apa yang membuat saya begitu ingin bertemu Ramadhan, saya menemukan banyak alasan, alasan yang paling kuat ialah karena penyesalan. Saya banyak menyesal karena telah membiarkan banyak Ramadhan berlalu tanpa benar-benar memaknainya, adakah puasa yang dulu itu diterima, adakan sholat-sholat yang jauh dari predikat khusyu' itu bernilai pahala. :(
  
Alhamdulillah, sampai detik ini Kesempatan itu masih saja Allah berikan, semoga kesempatan untuk bertemu ramadhan juga masih ada.

Ramadhan dengan segala keutamaan dan hikmah di dalamnya merupakan kesempatan untuk kita bertafakur, betapa Allah memiliki hukum yang sempurna dan hikmah yang tinggi dalam ciptaan dan syari'at-Nya. Termaksud diantara hikmah Allah adalah Dia menjadikan ibadah yang beraneka ragam. ada yang berkaitan dengan badan, seperti sholat, ada  yang berkaitan dengan harta yang dicintai seperti zakat, ada yang berkaitan dengan keduanya sekaligus seperti Haji dan jihad, dan adapula yang berkaitan dengan menahan diri dari syahwat dan keinginan, seperti puasa.

Khusus untuk puasa, Puasa mempunyai hikmah yang banyak sehingga menjadi salah satu kewajiban sekaligus rukun islam. diantara hikmah puasa adalah,

Pertama, Puasa merupakan jalan untuk bertaqaraub kepada Allah dengan meninggalkan apa-apa yang disukai atau diingini hawa nafsu. Dalam puasa sangat nampak kejujuran iman sekaligus pengharapan penuh pada apa yang ada di sisi-Nya.

Kedua, Puasa merupakan sebab menuju Takwa, Orang yang sedang berpuasa diperintahkan untuk melakukan amalan ketaatan dan sebisa mungkin menjauhi kemaksiatan, ini merupakan inti dari pesan takwa yang merupakan tujuan dari disyariatkannya puasa.

"Barang siapa yang tidak meninggalkan kebodohan, perkataan tidak dusta, dan mengamalkannya maka Allah tidak membutuhkan perbuatannya dalam meninggalkan makan dan minum"
(HR.Bukhari)

Ketiga, Puasa menjadi sebab fokusnya hati untuk berdzikir dan berpikir. Jadi yang masih ngantuk sepanjang hari saat puasa atau bawaannya lemas aja atau masih aktif main kartu, harus hati-hati, hehe, hikmah puasa barangkali belum berasa.
 
Mengenai hikmah ini, mari kita simak penuturan Abu sulaiman ad darani, beliau berkata bahwa jika diri berada dalam keadaan lapar dan haus, maka hati menjadi bersih, dan lembut, sedangkan  jika ia kenyang maka buta"

Pernyataan ini senada dengan sabda Rasulullah bahwa "Anak adam tidak pernah mengisi suatu bejana yang lebih jelek daripada perut. Cukuplah ia makan beberapa suap untuk menegakan tulang punggungnya. Jika memang harus lebih maka hendaklah ia menjadikan sepertiganya untuk makanan, sepertiga untuk minuman, 
dan sepertiga lagi untuk udara"
 (HR. Ahmad, An-Nasai dan Ibnu majah)

Keempat, Puasa membuat seorang muslim sadar nikmat, betapa keadaan kita yang baik-baik saja ternyata tidak dirasakan oleh setiap muslim. saat berpuasa makanan menemukan kembali martabatnya. kita jadi lebih tahu bahwa keadaan kehidupan saudara-saudara kita yang fakir tidaklah mudah, mereka tidak hanya menahan lapar di bulan ramadhan. kesadaran-kesadaran ini melahirkan sifat dermawan, mau berbagi dengan sesama. dikabarkan bahwa Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, terlebih dibulan ramadhan. #saya sering terharu kalau mengingat kedermawanan Rasulullah, padahal kabar yang sampai kepada kita, pernah sampai berbulan-bulan tidak keluar asap dari dapur beliau karena tidak adanya bahan makanan, tapi beliau masih saja bisa dermawan.

Kelima, Puasa merupakan sarana mengekang, menguasai, dan mengendalikan jiwa sehingga pelakunya mampu mengerahkan jiwanya pada kebaikan dan ketaatan.

Keenam, Puasa menghilangkan kesombongan jiwa pelakunya sehingga ia akan menjadi tunduk pada kebenaran dan bersikap lembut terhadap sesama.

Ketujuh, Puasa menyempitkan pembuluh darah sehingga jalan-jalan syaitan di tubuh manusia juga akan menyempit, hingga was-was syaitan dan keinginan syahwat bisa redam dengan puasa.

Rasulullah shallalhu alaihi wa sallam bersabda, "Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian yang sudah memiliki kemampuan untuk menikah maka hendaklah ia menikah. Sesungguhnya ia lebih menundukan pandangan dan menjaga kemaluan. Barang siapa yang belum mampu maka hendaklah dia berpuasa, sesungguhnya puasa itu akan menjadi perisai baginya" 
(Muttafaq alaih)

Kedelapan, Puasa mengandung berbagai manfaat kesehatan yang dihasilkan dari pengurangan makanan, pengistirahatan alat-alat pencernaan untuk beberapa waktu tertentu. 

Subhanallah, betapa syari'at yang Allah tetapkan begitu agung dan banyak hikmah di dalamnya. Semoga kita dipertemukan dengan Ramadhan.. Aamiin.. 
Saling mendo'akan yak :)

Sumber bacaan: Majelis bulan Ramadhan karya Syaikh Muhammad bin shalih al-'Utsaimin

25 Rajab 1434 H








You Might Also Like

1 comments

I'm Proud Member Of