Setelah kemarin latihan buang sampah pada tempatnya, hari ini mau cerita tentang latihan merapikan mainan anak yang selalu bikin kalap pengen jajan padahal setelah itu dibikin capek bolak-balik ngeberesin. Tapi anehnya ibu-ibu nggak pernah tobat malah ada yang bela-belain nabung untuk beliin anaknya mainan. Masyaallah.

Salah satu tema latihan kemandirian pada #gamelevel2 yang ingin saya latih ke Ruwaid adalah merapikan mainan, selama sepekanan ini setiap habis main saya memanggilnya untuk merapikan mainannya. Reaksinya macam-macam, mulai dari yang ikut-ikutan ngerapiin sampai histeris karena mainannya saya pindahin. Beberapa kali saya salah mengerti, saya pikir main-mainnya udahan karena dia ninggalin mainannya terus tidur-tiduran dengan mata lima watt. Saat saya bergegas untuk beresin maianannya, dia langsung bangun dengan mata terang benderang,  padahal tadi udah ngantuk. 😅

Main-main sama anak mempertemukan saya pada banyak hal yang menurut saya sepele tapi berarti untuk dia, menurut saya biasa saja tapi bagi dia itu hal yang seru, menurut saya bikin repot tapi untuk dia menyenangkan, ketika saya melihat kardus bekas sebagai sampah, anak saya melihat itu mobil-mobilan jenis baru, dan banyak hal lainnya yang menggerakkan saya untuk belajar memahami anak saya dari main-main yang dia lakukan. Kadang saya berpikir kok bisa ya anak saya nggak bosan mainin mainan yang sama selama berbulan-bulan dengan kadar bahagia yang sama.

Dan ternyata si anak ini nggak butuh-butuh amat sama mainan canggih. Saya lupa baca dimana, disitu diceritakan bahwa anak-anak seumuran Ruwaid nggak terlalu perduli main apa, mainannya sekeren apa, asal ditemani, main tuang-tuang air juga udah bikin senang.