Cemburu (tak) harus usai

1:26:00 PM

Catatan ini kepikiran karena cerita seorang teman yang suaminya memang terkenal karena kegantengnnnya. Sampe ada fans clubnya loh dan dulu saya diam-diam menjadi salah satu anggotanya. :v

Patah hati berjamaah sempat kejadian saat undangan pernikahan mereka diloncing, hati-hati yang tumbang berserakan di media sosial saat sang istri mengaplod foto pernikahan mereka, saya hanya jadi penonton saja kala itu, penonton di barisan patah hati :v. Betapa beruntungnya. Teori-teorian zaman kuliah dulu kalau perempuan cantik jelita akan berjodoh dengan yang tampang pas-pasan patah sudah :)

Dalam pikiran saya pasangan yang cantik dan ganteng begini dengan kehidupan mapan apalagi yang kurang, sampai pada suatu hari si istri dirundung kerisauan sebab si suami banyak di lirik. Foto sang suami yang muncul dimedia sosial langsung mendapat jempol yang buanyaaanyak. Kalau kata saya, teman saya itu nggak nyadar aja kalau dia juga banyak dilirik-lirik. Mereka berdua adalah lahan senketa.

Trus saya ditanya, saya pernah cemburu nggak ke suami. Alhamdulillah kasus cemburu yang menimpa saya baru pada handphone, tragedi lembar panci karena cemburu itu belum kejadian. Cemburu pada handphone bisa saya taktisi dengan terus-terus menelpon suami saya jika lagi sibuk main hape... Jadilah dia terganggu :D

Setelah blusukan digugel. Saya mendapat beberapa artikel yang menjelaskan panjang lebar tentang cemburu. Bukan hanya sebab suami rupawan atau istri mempesona, sebab cemburu itu ada macam-macam. Bahkan cemburu menjadi bukti cinta kepada pasangan, disalah satu kisah perjalanan hidup para shahabat, sempat disinggung kecemburuan seorang shahabat yang berkata akan memenggal leher lelaki yang berani mendekati istrinya, Sadis ya? Nggak dong.. Cemburunya lebih karena ilmu... Perempuan yang sudah bersuami kemudian masih asik asoi akrab-akraban sama laki-laki yang bukan mahramnya jelas bisa mengundanng fitnah, begitupun dengan dengan para lelaki, sedia payung sebelum basah, jangan ngasih harapan kalau nggak berani ngajak ke pelaminan :D


Atau kecemburuan Aisyah kepada istri-istri nabi yang lain, sampai-sampai Aisyah radhiyallahu anha melempar pemberian salah seorang istri nabi dihadapan para shahabat.  Reaksi Rasulullah pada perangai Aisyah bisa menjadi pelajaran bahwa cemburu itu normal. Nabi pun berkata, “Ibumu sedang cemburu.” Kemudian Nabi menahan utusan tersebut sampai menyerahkan piring baru yang ada di rumah istri beliau, sebagai pengganti piring yang telah pecah tadi, dan membereskan pecahan piring yang tadi. (HR. Al-Bukhari). Nah para lelaki mohon mengertilah bahwa yang suka cemburu itu adalah perempuan.

Cemburu yang normal bisa menjadi prahara jika tidak dikelola dengan baik, pasangan jika terus-terus dicurigai akan merasa tidak percaya. Istri yang hari-hari risau akan repot sendiri. Temukan cinta dalam kepercayaan kaka. Dari pengalaman menyusuri pernikahan ber LDM an hampir dua tahun ini, saya memakai beberapa cara untuk meredam rasa cemburu atau berpikir macam-macam pada suami yang jauh di mata.

1. Temukan alasan cemburu

Agar tidak cemburu buta kita harus tahu pasti apa yang mengundang perasaan cemburu tersebut. Jika cemburunya hanya karena hape maka wajan tak perlu melayang :D Jika cemburunya karena pesan singkat yang masuk ke hape suami pake kata sayang-sayang trus minta pulsa.. jangan langsung kalap dulu, bisa jadi itu mama yang suka minta pulsa. hehe.

2. Jika karena masa lalu

Sebelum cemburu karena masa lalu, kita harus lebih dahulu memaklumi bahwa setiap kita punya masa lalu. Suami punya masa lalu, istri juga demikian. Saat suami memutuskan untuk meminang kita artinya dia sudah berniat melepaskan masa lalunya dan siap berlayar bersama kita. Gimana dengan kasus celebek *cinta lama belum rampung*.. siapa pun dari masa lalu akan selamanya menjadi bagian dari hidup kita memang tak terbantahkan. Tapi, tidak berarti posisi mereka akan selalu sama.

3. Bicarakan dengan dia

Ia harus dibicarakan. Langsung ngambek dan mogok makan karena melihat pasangan ngobrol dengan perempuan lain hanya akan merugikan diri sendiri. Bicarakan dengan pasangan untuk tidak membuat kita merasa cemburu terus menerus, apa-apa yang tidak kita suka dan semacamnya. Jika cinta pasti akan berusaha menjaga hati. Saya pernah gambek dan suami enggak ngeh, haha, akhirnya saya baik juga dengan sendirinya.

4. Positive thinking

Yang paling penting adalah selalu ‘Positive thinking’ terhadap pasangan. Jangan terlalu banyak curiga padanya, karena itu dapat memicu kecemburuan-kecemburuan yang tidak penting dan tidak beralasan. Percayalah bahwa pasangan tidak akan macam-macam.

5. Sadari bahwa baik istri maupun suami butuh bergaul.

Apakah kamu type istri yang suka sewot saat suami jalan sama teman-temannya? saya pernah, tapi makin kesini, makin sadar bahwa masing-masing butuh bergaul, butuh berteman, suami nggak harus ngelonin istri terus.

6. Saling Percaya dan terbuka

Cemburu tak harus usai atau dihilangkan, terus saja pelihara hingga kita menemukan cinta dalam kepercayaan.:)

Sekian...

You Might Also Like

1 comments

  1. Terimakasih sudah menulis ini mba, sangat membantu :)

    ReplyDelete

I'm Proud Member Of