#gamelevel1: Rahasia Anak-Anak

7:13:00 PM


Hari ini adalah hari ke tiga #gamelavel1 kelas bunda sayang yang saya ikuti. Tiga hari ini saya menemukan betapa selama ini apa yang saya ucapkan ke anak saya, Ruwaid, masih banyak sekali aura negatifnya. Ditambah lagi kekuatiran-kekuatiran yang saya rasakan sering banget membuat refleks saya nggak baik dalam memilih sikap dan kata-kata. 

Alhamdulillah, dihari ketiga ini saya semakin semangat untuk mengolah kata-kata yang saya ucapkan agar bisa menjalin komunikasi produktif pada nantinya, memang sekarang kelihatannya Ruwaid seperti belum mengerti apa saya ucapkan, tapi saya percaya anak-anak menjadi cerminan orang tuanya, begitupun dengan gaya komunikasi, gaya komunikasi anak-anak kita adalah cerminan dari gaya komunikasi orang tuanya. Saya ingin sekali bisa terbiasa bisa berkomunikasi efektif dan produktif, saya yakin jika memiliki kemampuan ini pemahaman saya pada Ruwaid dan 'rahasia' yang dia simpan insyaallah akan lebih baik.

Nah anak dua tahun kira-kira punya rahasia apa? saya nggak pernah kepikiran kira-kira ia menyimpan apa dalam hatinya. Setelah membaca buku Rahasia Masa kanak-kanak yang ditulis Maria Montessori, saya berasa ketampar-tampar, duh selama ini kok saya nggak pernah mikirin lebih dalam apa yang dirasakan si anak kecil ini. Dibeberapa bagian buku ini berhasil membuat saya merasa bersalah dan marah pada diri saya sendiri! Buku ini menumbuhkan empati saya pada apa yang dirasakan Ruwaid terhadap perlakuan orang dewasa kepadanya.

Dulu tuh setiap kali Ruwaid megang barang-barang yang menurut saya nggak ada faedahnya untuk dia pegang, saya langsung reflek mengambilnya. Sering banget saat dia mau nutup lemari saya buru-buru mengangkatnya lalu saya yang menutup lemari. Entah dengan alasan apa, saya pernah ada difase berharap agar ia tidur lama disiang hari, dan cepat tidur di malam hari, saya seperti memaksa dia untuk tidur. 

Saat dia sudah bisa jalan, saya nggak sadar justru menjadi penghalang yang menghalangi dari rasa ingin tahunya, bahkan ada beberapa keluhan yang keluar dari mulut saya tentang si anak ini nggak bisa diam. Dan tangan-tangan kecilnya yang sering banget saya halangi untuk meraih benda-benda yang sebenarnya nggak berharga, saya akan bilang "jangan sentuh itu" padahal gerakan tangan kecilnya adalah usaha dia untuk mencoba menggunakan benda-benda yang biasa saya pegang, saya seperti men 'cut' proses dia belajar memahami lingkungannya. T_T

Maafkan umi Ruwaid. T_T

Dihari ketiga ini saya melanjutkan latihan komunikasi produktif dengan tantangan yang menarik. Jadi ceritanya saya diajak main sama tetangga ke share tea, minum-minum teh, hehe. Pas sampai di TKP Ruwaid langsung kepo, langsung mau naik kursi terus minta turun. Habis itu ke pojokan lihat gambar-gambar gelas minuman, nggak sampai semenit dia ngintip ruang tempat penyajian minuman, dia sempat mau masuk tapi pas saya ajak dia ke bagian depan kafe langsung mau. Saya bilang ke Ruwaid apa saya inginkan (teori komunikasi produktif: katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan) padahal biasanya kalau kondisi begini pasti deh reflek yang keluar tuh apa yang saya tidak ingin Ruwaid lakukan. haha. *masih dalam tahap praktek, hilapnya masih banyak. haha

Setelah itu minta naik kursi lagi habis itu turun terus minta keluar. Drama ini berulang-ulang sampai kami pulang. Hahaha. Dan yang bikin saya senang nggak ada sama sekali keluahan dari mulut saya, saya sempat tersenyum lebar saat tetangga saya bilang "di rumah juga dia kayak gitu, nggak bisa diam?"

Kemudian saya ingat pernah dengar cerama betapa ibu-ibu tuh sering pura-pura bloon, ngajak anak ikut tapi pas nyampe tkp si anak disuruh diam, trus ibunya ngobrol panjang kali panjaaang banget. "

"Jangan gila dong mi, bosan tauuu dengarin umi ngobrol trus aku disuruh diam *bahasa batinnya Ruwaid. Hahaha.

Ruwaid... Umi Janji akan berusaha bikin masa kecilmu bahagia :)

#hari3
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

You Might Also Like

0 comments

I'm Proud Member Of