#gamelevel1: Mindfulness

8:32:00 PM


Mungkin karena sedang mengikuti tantangan 10 hari komunikasi produktif jadinya ada semacam alarm yang mengingatkan saya untuk 'sadar' dan lebih hati-hati. Saya tidak tahu apa hanya saya saja yang kadang merasa semua berlalu begitu cepat dan sering sekali  saya tidak menyadari seutuhnya apa yang sudah saya lewati. Pikiran saya seperti semarawut, bahkan kehadiran daun bawang di bubur ayam yang sedang saya makan kadang tidak saya sadari. Saya sempat bilang ke suami saya, ada apa ya, kadang saya lupa surah apa yang saya baca pada rakaat pertama sholat saya, padahal baru berlalu satu dua menit saat masuk rakaat ke dua. :"(

Beberapa bulan yang lalu, saya membaca buku berjudul "IKIGAI". Dibuku tersebut dijelaskan bahwa salah satu kunci kebahagian orang jepang adalah memusatkan pikiran, hadir sepenuh hati saat melakukan sesuatu. Menyadari setiap apa yang dilakukan, pun itu hanya kegiatan yang terlihat sepele seperti menyikat gigi, berjalan di taman, minum teh, bahkan saat masuk kamar mandi sekalipun. Efeknya akan ada rasa suka cita dan kesyukuran. Dengan cara ini kita akan selalu terhubung dengan di sini dan sekarang saat melakukan sesuatu. 

Sejujurnya menyadari ini membuat saya sedih, betapa ada banyak momen-momen yang saya lewati begitu saja tanpa ada kesadaran, perhatian, ingatan, dan pengenalan. Setiap hari saya selalu merasa sibuk, disibukan dengan banyak hal, dengan pikiran yang lepas kendali bahkan ketika anak saya merengek saat saya memegang handphone saya tidak langsung mendatanginya. Saya teringat ibu saya, ada beberapa bagian dari kebersamaan kami dimana saya tidak benar-benar berada di sisi beliau, secara fisik saya di situ, tapi pikiran saya tidak. Saya teringat suami saya, disetiap pagi melepasnya ke tempat kerja, kadang saat sedang sibuk menyelesaikan urusan domestik rumah tangga, saya menyalaminya cepat dan melanjutkan aktivitas saya, dan beberapa menit kemudian saya melihat kacamatanya diatas meja. Yang terluput adalah saat menyalaminya saya tidak menatap matanya, saya tidak menyadari bahwa ia tidak menggunakan kacamatanya. T_T

Pagi tadi saya anak saya berjalan keluar rumah, kemudian saat kami melewati pertigaan ia memilih jalan yang berbeda dengan saya, tadinya saya sempat mengarahkannya untuk tidak lewat jalan itu, tapi melihat ia berlari saya memilih mengikutinya. Sepanjang jalan ia terlihat takjub, sampah minumah gelas yang tercecer di jalanan tak luput dari perhatiannya. Setelah berjalan sebentar, rupanya yang ia tuju adalah lapangan. 

Saat sampai lapangan ia langsung berlari sekencang yang dia bisa. Saya memperhatikannya dari jauh,  setiap berapa langkah dia akan berhenti, diam memperhatikan sekilingnya, saat mendapati rumput yang lebih tinggi dari rumput yang lain dia akan duduk jongkok dengan eksperesi keheranan. Melihat anak-anak kecil bermain bola dia berlari menghampiri, ikut lompat-lompat kegirangan tapi tidak berani mendekat. Kubangan air yang air di pinggir lapangan tidak luput dari perhatiannya, ia mendatangi kumbangan air itu, hampir aja cuci muka. Hehe. Ia  akan berjalan pelan saat melewati tanah dengan elevasi yang tidak sama dengan sekitarnya, ia sesekali mendongakan kepala ke langit terus telan ludah, haha (apa coba maksudnya)

Pagi tadi saya membiarkannya berlari sepuasanya, saya duduk dipinggir lapangan melihat matanya yang takjub. Saya tersenyum sendiri, barangkali ini salah satu sebab anak-anak kecil begitu gampang bahagia karena hal-hal kecil yang terluput dari pandangan orang dewasa.

Sedang hati saya, saya tiba-tiba menyesal di usia Ruwaid yang sudah genap dua tahun ntah berapa banyak momen yang terlewatkan begitu saja hanya karena hati saya tidak berada disampingnya.

Melihatnya malam ini tertidur pulas, saya terharu. Saya berjanji pada diri saya mulai hari ini untuk membiarkan hari-hari saya berjalan lebih lambat, saya ingin menikmati setiap bagiannya.

#hari4
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional

You Might Also Like

0 comments

I'm Proud Member Of