Ramadhan: Jangan lalaikan Sya'ban
12:06:00 PMBismillah. Apa kabar Sya’ban?
Tidak terasa Sya’ban
hampir masuk ke separuh bagiannya, Tidak terasa mau puasa lagi, perasaan tidak terasa ini padahal sudah berlalu setahun. Saya pernah berpikir kalau perasaan tidak
terasa ini erat kaitannya dengan surat al 'Ashr. Iya, waktu menjadi ujian yang
tidak terasa. Berlalu begitu saja, tak bisa ditahan-tahan.
Pembahasan
Ramadhan di
blog ini sudah memanjang dan melebar, persiapan ramadhan seperti
mengalihkan
perhatian saya pada sya’ban. Konon, sya’ban memang banyak
dilalaikan,
ini bukan kata saya tapi kabar dari Rasulullah. Sya’ban yang diapit
Rajab
dan Ramadhan hampir-hampir pudar pesonanya, bagaimana tidak, Rajab
adalah salah
satu dari bulan haram, sedang Ramadhan merupakan bulan yang suci. Bahkan, sebagian dari kita ada yang sudah
mulai disibukan dengan perburuan tiket murah buat mudik padahal sya’ban
baru dimulai.
Tentang sya’ban, Mari kita simak persaksian ‘Aisyah tentang bagaimanakah Rasulullah melewati hari-hari di bulan sya’ban. Aisyah Radhiyallahu mengabarkan bahwa nabi shallallahu alaihi wa sallam banyak berpuasa di bulan sya’ban kecuali dalam beberapa hari saja beliau melewatinya tanpa berpuasa.
Kemudian, kabar ini
mengundang banyak Tanya, kenapa Rasulullah banyak berpuasa, kenapa?
Jawaban
dari pertanyaan ini datang dari Usamah bin Zaid Radhiyallahu anhu, beliau bertanya
langsung kepada Rasulullah, wahai
Rasulullah kenapa engkau memperbanyak puasa di bulan sya’ban. ada
beberapa sebab mengapa rasulullah banyak berpuasa di bulan ini, di
antaranya:
Pertama, karena bulan sya'ban banyak dilalaikan manusia.
Ada kaidah penting
berkaitan dengan hal ini. Rasulullah bersabda “barangsiapa
yang beribadah pada saat fitnah, maka pahalanya seperti berhijrah kepadaku”
Makna fitnah bisa
berarti dilalaikan, jadi beribadah saat orang sibuk-sibuk dengan urusan dunia
janji pahalanya lebih dahsyat dari yang biasa.
Contoh lainnya, sholat
lail, mengapa sholat lail menjadi sholat yang utama setelah sholat wajib,
karena itu tadi, waktu malam banyak dilalaikan oleh manusia, kebanyakan lebih
memilih tidur.
Para shalaf terdahulu
memperbanyak ibadah diantara sholat magrib dan insya, saat hal ini
dipertanyakan, jawaban mereka adalah karena waktu antara sholat magrib dan isya
banyak dilalaikan.
Kedua, Rasulullah bersabda "Karena bulan sya’ban
menjadi bulan dimana amalan seorang hamba diangkat, dan aku ingin ketika
amalanku diangkat, aku dalam kondisi berpuasa"
Ketiga, menurut para ulama, sya’ban adalah
bulan pemanasan ibadah sebelum memasuki bulan ramadhan.
Kita
ini, jangan
terlalu berharap akan dengan mudah bebas dari godaan tidur setelah
shubuh saat
ramadhan nanti jika dari sekarang tidak dibiasakan, jangan berharap juga
bisa
tilawah banyak jus jika sehari-hari tak aktif bertatap muka dengan
Al-Qur’an. Jangan
menghayal bisa bangun sholat tahajud dengan mudah jika dimalam-malam
sya’ban
ini kita masih khusyu’ tidur di sepertiga malam terakhir. pokoknya,
tanpa persiapan yang matang dari sekarang, jangan berharap Ramadhan kita
bisa sukses
Intinya, Sya’ban
adalah ajang melatih diri. Belum terlambat, jika Ulama terdahulu ada yang
menutup toko sejak satu sya’ban untuk mempersiapkan ramadhan, maka kita yang
kemarin masih lalai, jangan lalai lagi. Jika Stephen covey mengatakan bahwa
kebiasaan baik bisa dilatih dalam waktu 21 hari, kita tak perlu berkecil hati,
dengan mengharap pertolongan Allah insyaallah kebiasaan baik itu bisa dilatih
dari sembilan belas hari sebelum kedatangan Ramadhan.
Selamat Berlatih. Persiapan
untuk masa depan itu baik, tapi melakukan yang terbaik dititik kita berdiri
saat ini jelas jauh lebih karena tak ada
yang bisa menjamin kalau kita masih sampai pada masa yang di depan itu. Semoga bertemu
ramadhan.. Salam Siippirrit
Ramadhan.
11 Sya'ban 1434
Ringkasanpengajiankemarindiradiorodja..
11 Sya'ban 1434
Ringkasanpengajiankemarindiradiorodja..
1 comments
sebentar lagi sya'ban ya . memang dibulan ini banyak kemulian .dan pantas kita muliakan dengan mentasorrufkan badan ke pada ilahi
ReplyDelete