Someone like you

4:05:00 AM

Tak disangka, orang-orang dengan wajah memprihatinkan itu memiliki selera musik yang bagus. Dari penampilan, harusnya musik dangdut bisa mewakili apa yang bergejolak dalam hati mereka. 'Somone like you' yang dinyanyikan adele diputar berulang-ulang oleh seorang anak muda yang bekerja di tempat pencucian motor, tempat biasa saya mencuci motor.

Aktifitas mencuci motor yang saya lakukan setiap hari jum'at menyaksikan banyak hal. Ada banyak cerita ketulusan, penghargaan berupa upaya melakukan yang terbaik, bekerja dengan ikhlas, dan keadaan dimana dua tujuan berbeda dapat dicapai lewat jalan yang sama, menyelam sambil minum susu. Seperti halnya alasan yang menjadi sebab orang-orang menyukai musik, ada yang untuk hiburan, menghilangkan penat, dan membuat waktu seperti dikejar anjing gila berlalu cepat. Di tempat ini, saya mendapati musik mengambil andil untuk menghibur , membuat waktu tidak terasa, dan ramai.

Saya tidak bisa memastikan apa sebab musabab yang membuat anak muda itu mengulang-ngulang lagu yang sama. Jika lirik yang menjadi sebab, kemungkinan ada urusan cinta yang berat dalam hatinya. keseringan mendengarkan lagu yang manja bisa mempengaruhi daya tahan tubuh.

Dulu, waktu masih jihiliyah, Saya adalah salah satu sahabat peter pan. hehe. Labil tingkat kabupaten. dulu itu ada masa-masa dimana ABG gemar menulis lirik lagu, saya tak ketinggalan masa itu. Alhamdulillah, saya menyadari kalau suara saya sumbang disemua lini, jadi niatan untuk berdendang bisa teratasi. kesadaran diri yang baik ini sayang tidak dimiliki oleh sahabat saya. Kegemarannya dalam bersenandung sudah kronis, kalau lagi kumat, tanpa dimintapun ia akan bernyanyi dengan tulus. Sebagai teman yang baik, saya ingin sekali menyadarkan -suaranya fals dimana-mana-. setelah berpikir lumayan keras, saya mendapatkan ide untuk merekam suaranya. maka, di suatu sore yang gerimis, saya memperdengarkan hasil rekaman suaranya, hasilnya, dia syok..hahaha. dia seperti tidak percaya kalau suaranya tak seindah yang ia bayangkan.

Kegemaran saya dalam mendengarkan musik mulai berkurang seiring melejitnya tayangan rahasia Ilahi (Rahasia ilahi yang dulu tayang di TPI banyak penggemarnya , termaksud saya ). Saya menganga melihat orang-orang dengan akhir penghidupan yang jauh dari kata baik-baik. Berkaitan dengan kegemaran mendengar musik, ada kisah tentang dua orang yang meninggal dalam waktu yang hampir bersamaan. Orang pertama, meninggal sambil melantunkan ayat-ayat Al -qur'an, setelah diselidiki, ternyata semasa hidupnya ia membiasakan diri membaca dan mendengarkan Al Qur'an. Orang kedua meninggal sambil bersenandung, setelah diusut ternyata semasa hidupnya suka mendengarkan musik dan bernyanyi ria. Naudzubillah. Saya tidak ingin menutup usia sambil bersenadung. Inilah awal terkikisnya kegemaran mendengarkan musik.

Setelah memasuki dunia kampus, pengetahuan tentang pandangan agama mengenai musik mulai terbuka. Alhamdulillah, dibagian ini, saya harus banyak beryukur.  Allah terlalu banyak memberi.

Dunia kampus menjadi peralihan berbagai hal, termaksud selera musik. Kalau sebelumnya sahabat peter pan, pada masa itu jadi shahabat Opick. hehe. Dari senior di kampus saya mengetahui kalau mendengarkan musik dihukumi haram. Hah Haram?. Jiwa mahasiswa baru yang labil kemudian menyemangati saya untuk mencari tahu, musik yang haram itu yang mana? Lagu-lagu yang dinamakan nasyid juga sebagian memakai musik. kenapa mendengarkan musik dilarang?. Bukankah dengan mendengarkan musik tak sedikit yang semangatnya bertambah.

Dalil pertama yang saya ketahui tentang dilarangnya mendengarkan musik adalah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

“Sungguh, benar-benar akan ada di kalangan umatku sekelompok orang yang menghalalkan zina, sutera, khamr, dan alat musik. Dan beberapa kelompok orang akan singgah di lereng gunung dengan binatang ternak mereka. Seorang yang fakir mendatangi mereka untuk suatu keperluan, lalu mereka berkata, ‘Kembalilah kepada kami esok hari.’ Kemudian Allah mendatangkan siksaan kepada mereka dan menimpakan gunung kepada mereka serta Allah mengubah sebagian mereka menjadi kera dan babi hingga hari kiamat.” (HR.Bukhari)

Hadits ini bercerita mengenai keadaan umat Islam nanti yang akan menghalalkan musik, berarti sebenarnya musik itu haram kemudian ada yang menganggap halal. Keadaan 'nanti' dalam hadits ini bisa jadi adalah keadaan kita sekarang.

Hadits lainnya, Dari Abu Malik Al Asy’ari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Sungguh, akan ada orang-orang dari umatku yang meminum khamr, mereka menamakannya dengan selain namanya. Mereka dihibur dengan musik dan alunan suara biduanita. Allah akan membenamkan mereka ke dalam bumi dan Dia akan mengubah bentuk mereka menjadi kera dan babi.” (HR. Ibnu majah dan ibnu Hibban )

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah memberikan pelajaran yang sangat berharga. Beliau mengatakan,"Seorang hamba jika sebagian waktunya telah tersibukkan dengan amalan yang tidak disyari'atkan, dia pasti akan kurang bersemangat dalam melakukan hal-hal yang disyari'atkan dan bermanfaat. Hal ini jauh berbeda dengan orang yang mencurahkan usahanya untuk melakukan hal yang disyari'atkan. pasti orang ini semakin cinta dan mendapatkan manfaat dengan melakukan amalan tersebut , agamanya pun akan semakin sempurna. "

Lalu, Syaikhul  Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, ”Oleh karena itu, banyak sekali orang yang terbuai dengan nyanyian (atau syair-syair) yang tujuan semula adalah untuk menata hati. Maka, pasti karena maksudnya, dia akan semakin berkurang semangatnya dalam menyimak Al Qur’an. Bahkan sampai-sampai dia pun membenci untuk mendengarnya.” 

Perkataan Syaikhul Islam ibnu Taimiyah Memang betul-betul telah terjadi pada orang-orang yang sudah begitu gandrung dengan nyanyian, gitar dan bahkan dengan nyanyian “Islami” (yang disebut nasyid). Tujuan mereka mungkin adalah untuk menata hati. Namun, sayang, jalan yang ditempuh adalah jalan yang keliru karena hati mestilah ditata dengan hal-hal yang masyru’ (disyariatkan) dan bukan dengan hal-hal yang tidak masyru’, yang membuat kita sibuk dan lalai dari kalam Robbul ‘alamin yaitu Al Qur’an.

Tentang nasyid, Syaikhul Islam mengatakan, “Oleh karena itu, kita dapati pada orang-orang yang kesehariannya dan santapannya tidak bisa lepas dari nyanyian, mereka pasti tidak akan begitu merindukan lantunan suara Al Qur’an. Mereka pun tidak begitu senang ketika mendengarnya. Mereka tidak akan merasakan kenikmatan tatkala  mendengar Al Qur’an dibanding dengan mendengar bait-bait sya’ir (nasyid). Bahkan ketika mereka mendengar Al Qur’an, hatinya pun menjadi lalai, begitu pula dengan lisannya akan sering keliru.”

Adapun melatunkan bait-bait syair (alias nasyid) asalnya dibolehkan, namun tidak berlaku secara mutlak. Melatunkan bait syair (nasyid) yang dibolehkan apabila memenuhi beberapa syarat berikut:
  1. Bukan lantunan yang mendayu-dayu sebagaimana yang diperagakan oleh para wanita.
  2. Nasyid tersebut tidak sampai melalaikan dari mendengar Al Qur’an.
  3. Nasyid tersebut terlepas dari nada-nada yang dapat membuat orang yang mendengarnya menari dan berdansa.
  4. Tidak diiringi alat musik.
  5. Maksud mendengarkannya bukan mendengarkan nyanyian dan nadanya, namun tujuannya adalah untuk mendengar nasyid (bait syair).
  6. Diperbolehkan bagi wanita untuk memukul rebana pada acara-acara yang penuh kegembiraan dan masyru’ (disyariatkan) saja.
  7. Maksud nasyid ini adalah untuk memberi dorongan semangat ketika keletihan atau ketika berjihad.
  8. Tidak sampai melalaikan dari yang wajib atau melarang dari kewajiban.
Allah Ta’ala telah berfirman, “Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.” (QS. Luqman: 6)

Sebagian besar mufassir (Ulama Ahli Tafsir -ed) berkomentar, yang dimaksud dengan“perkataan yang tidak berguna” dalam ayat tersebut adalah nyanyian. Hasan Al Basri berkata, “Ayat itu turun dalam masalah musik dan lagu.”


Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan sesuatu yang lebih baik.” 
(HR.Ahmad)
Semoga kita dimudahkan untuk meninggalkan musik dan nyanyian, mungkin awalnya tidak mudah. tapi semoga dimudahkan dan diganti yang lebih baik berupa kenikmatan membaca dan mendengarkan Al Qur'an. Aamiin.

Sumber Bacaan :
23 Mei 2013
Kamis semangat..Judulnya nggak nyambung ya?..Biarkanlah :)


You Might Also Like

5 comments

  1. kalau nasyid yg nyanyi wanita gmn hukumnya mbak? :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bismillah..

      uhm..
      pertama kita lihat hukum nasyid dulu ya..hukum ber nasyid sudah disebutkan diatas sesuai ketentuan berlaku.

      Terus , bagaimana dengan wanita yang bernasyid,krn pertanyaanmu ini , saya ingat Kegitan musyawarah di Lembaga Dakwah Kampus. ada suatu kejadian dimana akhwat ditegur sama ikhwa pas musyawarah (musyawarahnya pakai hijab yg tinggi , ikhwa dan akhwat tidak saling melihat) , saat musyawarah berlangsung , ikhwa menegur akhwat yang volume suaranya pelan mendayu-dayu. awalnya saya hueran , ikhwanya lebay aja nih (saya masih baru di LDK waktu itu ) . Seiring waktu saya tahu ternyata yg dilakukan si ikhwa itu adalah tindakan preventif agar tidak terfitnah/menjaga hati.

      masuk ke dalil ya..

      Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. al-Ahzab: 32)

      “Tidaklah aku tinggalkan sesudahku suatu fitnah yang lebih membahayakan bagi laki-laki daripada (fitnah) wanita.”

      konon katanya , laki-laki itu gampang tersentuh dengan suara yang merdu-merdu sendu dari perempuan. inilah salah satu sebab kenapa kita diminta mempertegas suara.

      Lalu , bagaimana dengan perempuan bernasyid? sudah tau kan jawabannya dari penjelasan di atas. ngomong biasa aja bisa menimbulkan fitnah , apalagi bernasyid dan bernada, belum lagi dipoles sana-sini biar cuantik, belum lagi hijabnya trendy.klop lah.

      Kasus diatas untuk perempuan yg bernasyid dimuka umum ya, dan tidak menutup kemungkinan , lawan jenis juga bisa melihat.

      ceritanya lain lagi , kalo si perempuan bernasyid didepan perempuan..

      Ada juga kekhususan tuh pas acara walimahan..

      #Penjelasannya panjang kali lebar deh..semoga bisa dimengerti ya.

      Wallahu a'lam..

      Delete
  2. Saya selalu suka tulisan-tulisanta kak.. Kalo suatu saat blog ini mau dibukukan, saya jadi pemesan pertama yah! *serius*
    Tabe', link postingan ini saya share di twitland yah kak :)

    ReplyDelete
  3. Dulu waktu jaman jahiliyah saya suka ungu lho..... hehehehe, alhamdulillah seiring berjalan waktu dan bertambahnya ilmu, bs teratasi juga, sehingga sepertinya hujum gosen 2 itu bnr2 berlaku, segala sesuatu akan ada puncak bosannya....

    ReplyDelete

I'm Proud Member Of