Saya merasa sangat beruntung dimudahkan untuk resign dari pekerjaan dua tahun yang lalu, walaupun awalnya nggak gampang karena harus memulai kebiasaan baru yakni di rumah saja. Nggak mudah awalnya, jujur saja dulu bawaannya migren kalau sehari aja nggak keluar rumah. haha. Apa yang dulu saya tinggalkan terbayar lunas, Alhamdulillah, sekarang ada rasa syukur tersendiri karena bisa melihat kelakuan-kelakuan ajaib bocah tiap hari, setiap saat. Mungkin kesempatan ini tidak akan saya dapatkan jika masih bekerja. 

Sejak menjadi ibu, bagian yang paling sering membuat saya takjub pada anak-anak adalah mereka gampang banget dibikin bahagia, walaupun habis nangis guling-guling sesaat kemudian bisa ketawa kuda saat melihat ibunya akrobat. haha. Hal ini kadang bikin saya malu sendiri karena suka galau nggak jelas, sekarang melihat Ruwaid bisa ketawa-ketawa hanya karena iklan indomie goreng aceh, saya juga ikutan ketawa, untuk senang ternyata sesederhana ini. 

Semakin hari, kesenangan-kesenangan Ruwaid yang sederhana menulari saya, saya bisa berbahagia untuk hal-hal sederhana yang dia lakukan. Dan masyaallahnya, setiap kali habis melakukan sesuatu Ruwaid seperti menanti respon bahagia dari saya. Apalagi setelah sebulanan ini dia sudah mengerti beberapa instruksi sederhana, bisa diminta tolongin, dan dia senang saya memintanya melakukan sesuatu.

Dia akan berdiri dengan semangat walaupun lagi tidur-tiduran di kasur saat saya memintanya mengambilkan sesuatu di atas meja, menyimpan pakaiannya di rak, menutup lemari, atau membuang sampah. Setelah melakukan apa yang saya minta dia akan menatap saya. Dan tahu apa selanjutnya dia akan tepuk tangan dan senyum-senyum saat saya bilang 'makasih Ruwaid, udah mau nolongin umi'.

Adalah rasa senang tersendiri untuk Ruwaid saat saya memberikan respon untuk apa yang sudah dia lakukan. Misalnya, saat berhasil menyusun mainannya dengan bentuk-bentuk yang menurut dia paling keren, saat saya memujinya dia akan membongkar trus disusun lagi, begitu terus berulang. haha. Masyaallah.

***

Hari ini komunikasi produktif yang saya praktekan ke anak adalah apresiasi. Seharian ini saya mengamati setiap hal baik yang dia lakukan kemudian memujinya. Malam ini sebelum tidur saya bilang "Ruwaid makasih ya, tadi udah baik banget mau nunggu saat ada teman umi yang datang ke rumah kita".

Selama ini saya sudah sering mengapresiasi Ruwaid untuk hal baik yang dia lakukan tapi kadang masih terluput. Setelah tahu bahwa mengapresiasi anak sesederhana apapun itu adalah bagian dari komunikasi produktif, hal ini semakin membuat saya semangat untuk belajar menghargai, memberikan respon sepositif mungkin saat Ruwaid berusaha melakukan sesuatu yang baik. Alhamdulillah, ini juga membuat dia sangat senang. 

Dengan menyadari ini saya berusaha memberikan pujian untuk apapun yang dia lakukan, sesederhana apapun itu, gambar semrawut yang ia buat didinding yang tadinya saya keluhkan sekarang jadi begitu berarti, bersama pujian saya selipkan doa kebaikan untuknya.