#gamelevel1: Belajar Tanpa Henti Di Rumah
11:11:00 PMTidak terasa hari ini adalah hari terakhir tantangan 10 hari menuliskan komunikasi produktif yang sudah di coba di rumah. Saya sadari masih banyak sekali yang salah dalam komunikasi saya selama ini, alhamdulillah ada kesempatan belajar di rumah. Emosi saya juga terasa lebih stabil setelah fase labil merasa hidup paling berat di awal-awal jadi ibu. *Curhat. Haha.
Di hari terakhir ini, tantangan komunikasi yang Ruwaid kasih ke saya adalah gimana caranya bikin dia ngerti kalau lampu lagi mati. Jadi sore ini kami dapat giliran pemadaman lampu, dan Ruwaid nggak terima lampu di rumahnya nggak bisa nyala, dia maksa minta lampunya dinyalain, nangis sambil nunjuk-nunjuk bohlam sampai sesegukan. Saya sampai keringatan, bingung gimana caranya biar si bocah bisa ngerti. 😅😅
Setelah berapa menit nangis, Ruwaid sempat diam sebentar, dia memeluk saya erat. Pas bagian ini saya langsung paham bahwa dia takut. Dan yang dia butuhin bukan ceramah dari saya tapi rasa aman. Saya memeluknya erat sambil mengusap kepalanya, pelan-pelan saya bilang kalau listrik lagi mati, nggak bisa nyala.
Adakalnya saya menyesal sendiri saat memberikan respon saat Ruwaid meminta sesuatu, apalagi kalau permintaannya ajaib dan naga-naganya akan menambah pekerjaan rumah saya. Bisa ditebak respon yang saya berikan langsung men 'cut' yang dia minta, reaksinya nangis. Padahal ada beberapa permintaannya yang sebenarnya jadi berujung nangis hanya karena saya nggak sabaran.
Karena Ruwaid saya belajar lagi mengelola emosi dan kata, karena Ruwaid juga saya mulai banyak membaca lagi. hehe. Selama ini dia saya jadikan alasan untuk nggak megang buku. Sejujurnya Ruwaid tidak hanya mengubah statusnya saya menjadi seorang ibu, lebih dari itu, dia seperti energi yang mendorong saya untuk lebih baik dari hari ke hari, karenanya juga saya bertemu banyak hal baru. Tadinya saya pikir setelah resign kahidupan saya akan mentok di rumah, dan itu salah. Saat saya menutup satu pintu, Allah bukakan pintu lain, yang tidak kalah menarik, salah satunya belajar banyak hal baru di rumah. Mulai dari urusan anak, urusan finansial, urusan logistik, sampai pada kesempatan saya merintis bisnis kecil-kecilan.
Alhamdulillah.
#hari10Adakalnya saya menyesal sendiri saat memberikan respon saat Ruwaid meminta sesuatu, apalagi kalau permintaannya ajaib dan naga-naganya akan menambah pekerjaan rumah saya. Bisa ditebak respon yang saya berikan langsung men 'cut' yang dia minta, reaksinya nangis. Padahal ada beberapa permintaannya yang sebenarnya jadi berujung nangis hanya karena saya nggak sabaran.
Karena Ruwaid saya belajar lagi mengelola emosi dan kata, karena Ruwaid juga saya mulai banyak membaca lagi. hehe. Selama ini dia saya jadikan alasan untuk nggak megang buku. Sejujurnya Ruwaid tidak hanya mengubah statusnya saya menjadi seorang ibu, lebih dari itu, dia seperti energi yang mendorong saya untuk lebih baik dari hari ke hari, karenanya juga saya bertemu banyak hal baru. Tadinya saya pikir setelah resign kahidupan saya akan mentok di rumah, dan itu salah. Saat saya menutup satu pintu, Allah bukakan pintu lain, yang tidak kalah menarik, salah satunya belajar banyak hal baru di rumah. Mulai dari urusan anak, urusan finansial, urusan logistik, sampai pada kesempatan saya merintis bisnis kecil-kecilan.
Alhamdulillah.
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
#institutibuprofesional
0 comments