Telat Nikah tapi Memilih Bahagia
7:39:00 AM
15 tahun lalu, di ruang keluarga rumah kami, Hari itu saya menatap kakak saya dengan tatapan iri, saya lagi jumpalitan belajar buat persiapan UAN sedang dia santai-santai nonton telenovela. Pikir saya kala itu "enak banget jadi kakak saya, nggak harus capek-capek belajar, kerjaannya cuman jagain anak bisa sambil nonton TV."
15 tahun kemudian Allah membawa saya pada keadaan hari-hari jagain anak, dan rasanya, hahaha.. Masyaallah.
Cerita saya di atas barangkali hanya sebutiran debu saja dari banyak sekali angan-angan kita yang lalu, pikiran-pikiran kita tentang kehidupan orang lain yang kayaknya enak banget, dan saat Allah membawa kita pada angan-angan kita yang lalu, nggak sedikit yang ingin balik sebentar ke kehidupan sebelumnya, pernah kayak gini?
Keinginan-keinginan itu tak sedikit berbuah keluhan, hari-hari terlewati tidak produkti karena selalu melihat dengan kacamata andai aku begitu... pasti...
Nah gara-gara kepo sama nikahan Raisa + ngobrol sama teman yang minta didoain agar SEGERA ketemu cintanya dimasa depan + betapa kesalnya dulu saya pas ditanya-tanya kapan nikah apalagi pas lebaran gini.
Teringatlah saya pada beberapa high quality jomblo yang saya kenal dan saya tahu betapa mereka pun galau tapi dimasa penantian mereka benar-benar jorjoran naikin kualitas diri, dan benar saja, pas yang dinanti datang, kualitasnya selaras dengan yang menanti. Masyaallah. Allah Maha baik.
Mereka selalu tangguh dimata saya saat badai tanya 'kapan nikah' bisa mereka lewati dengan tegar, tak sekalipun ada roman muak, tapi dalam sebuah perjalanan suatu hari, saya menemukan bahwa ketegaran mereka dulu lahir dari keyakinan bahwa ini hanya masalah waktu saja, Allah tahu.
Salah satu kenalan saya yang telat nikah tapi memilih bahagia adalah seorang dosen, duh gelarnya sudah panjang deh. dimata orang-orang beliau ini udah masuk usia panik? dimataku juga. Tak sedikit nama beliau menjadi tema dalam obrolan kami para dedek-dedek galau.
"Pasti para bujang udah keder duluan pas dengar gelar beliau yang puanjang"
Waktu berlalu, kami dedek galau yang suka ngegosip dipojokan, nikah duluan. Sedang beliau masih dengan kesibukannya, dosen, dakwah. Sampai suatu hari, datanglah kabar bahwa beliau sudah menamatkan hafalan Al Qur'annya. Sedang kami, untuk menamatkan juz 30 aja udah berasa susaaah banget, alasannya sibuk jaga anak, sibuk urusan domestik RT.
Hari-hari berlalu konstribusi beliau pada dakwah tersebar melalui tulisan dan pelatihan yang beliau isi. Sampai pada suatu hari, pas buka FB saya dibuat kaget oleh undangan nikahan yang ada namanya dan seorang ikhwa yang sangat berkualitas, Allah maha adil, penantiannya yang panjang berbuah manis. Masyaallah.
Btw, mulut kamu masih sering gatal nggak nanya-nanya "kapan nikah"? :D
Kamu masih sering baper nggak saat ditanya-tanya kapan nikah?
Mungkin nggak mudah untuk tegar, dengan kualitasku yang begini, dulu saya merasa tidak mudah untuk santai-santai saja saat ditanya-tanya, sekarang kalau mengingat kekesalan saya dulu, saya menyesal, aduh coba dulu lebih sabar, duh coba dulu kegalauan yang panjang itu diisi dengan membuat diri lebih produktif.
Untuk para penanti, jangan sepertiku yang dulu, yang sering galau, hehe. Kisah ibu dosen yang saya ceritain mudah-mudahan menginspirasi. Telat itu hanya pada pandangan manusia, Allah nggak pernah salah atau telat ngasih apa-apa ke kita, akan ada waktunya. Insyaallah
:)
5 comments
Dulu pernah iseng tanya kapan nikah
ReplyDeleteKarena pacarannya lma bnget..lebih dari 6 tahun
SUbhanAllah.... bener2 dihadiahi yg terbaik buat kesabarannya (digosipin, eh, hihi) yaa. Tetanggaku jg masih jomblo, di umur 45an. Eks pramugari, tinggi, cantik, pokonya high quality banget. Tapi kisah kasihnya membuat trauma. Ngga banyak yg tau jd cuma bisa bisik2, kebetulan saya tau jd mau bisik2 tp ngga tega, hiks. Semoga dapet juga hadiah atas penantiannya kelak :)
ReplyDeleteAKu percaya gak ada kata "telat" dalam hidup. Kata itu muncul karena manusia yang membuat keadaanya kayak gitu. Ya gimana mau telat wong bel sekolahnya juga gak ada.. Hahahha. #jokesreceh
ReplyDeleteSama halnya gak ada kata telat buat mewujudkan mimpi atau kepengenan kita. Meskipun sudah punya banyak buntut. Hahaha
Saya nikah usia 29 tahun. Dilangkahi adik no 3. Usai nikah, sepupu komentar, "oh, pantaslah kamu baru nikah sekarang. Nunggu masnya ini to. Gak sia2".
ReplyDeleteHahaha..saya cuma senyum aja. Bingung mau jawab apa.
Tulisan yang menyegarkan buat saya yang masih menunggu
ReplyDelete