Ratapan anak rantau
1:30:00 PM
Rasa lapar
saat hujan deras
dapat mengundang ratapan. Mungkin bisa jadi film syahdu nan sedih andai
difilmkan dengan judul “Ratapan anak rantau”. Ratapan ini semakin
menjadi-jadi saat
persediaan makanan habis dan air di galon pun ikutan habis. Lengkaplah sudah penderitaan ini.
Saya tidak ingin membusuk seorang diri dalam
keadaan lapar sepeti ini, sedang pilihan untuk keluar mencari makanan pun terasa
berat. Perpaduan malam, hujan deras, dan lapar menghasilkan kesan horor yang
berlebihan. Saya mulai memutar otak memikirkan rencana terbaik untuk menyelesaikan
hubungan lapar dan hujan .
Saya akan menunggu hujan reda saja, ini keputusan
paling sabar yang pernah saya buat.
Saya mulai menunggu sambil sesekali mengintip
jalanan yang di tinggal penghuninya. Banyak pikiran aneh yang masuk tanpa
izin. Tidak seperti biasanya, biasanya kalau lapar begini pikiran saya tersumbat sana-sini alias
tidak bisa berpikir lebih panjang. Singkatnya, hanya makanan yang dapat
menyelesaikan urusan lapar. Panjangnya, Ini hasil pemikiran saya, baca dengan
serius ya :p
Pertama
Saya teringat kartu undian yang saya beli sore
tadi, tadi saya selipkan dimana?
Bulan ini ada dua undian yang saya ikuti,
pertama undian ke jepang, kedua undian dengan hadiah total sampai 100
juta. haha. Saya sedang tidak gila. Konon katanya seorang yang berjiwa
visioner harus menangkap setiap peluang, ikut undian juga termaksud
peluang.
Saya berdo’a dengan lirih, berharap bisa menang
undian. Walaupun baru ikut sore tadi, tapi saya sudah punya perencanaan jika
menang. Nanti, uang hadiah undian akan saya pakai untuk menambah tabungan
umrah kedua orang tua saya. Semoga menang. #Pas mantab, lagi hujan, waktu yang baik
untuk berdo’a.
Kedua
Saya teringat keputusan sepihak yang saya ambil
tiga hari yang lalu. Keputusan yang agak kejam karena menyangkut perasaan. Untuk
yang ikut tersangkut urusan ini, bisa dibilang apa yang saya lakukan ini
adalah latihan kesabaran, tidak ada maksud lain selain untuk kebaikan bersama. Di
mana latihan bersabarnya?, begini, saat kita
menyembunyikan apa yang kita rasakan, sedang yang lain berlomba mengungkapkan. saya pikir ini juga bagian dari kesabaran. #saya belum bisa dibilang sabar karena masih aktif melaporkan berita tidak
penting berupa laparnya saya. hehe. maklum ya, kan sedang latihan.
Ketiga
Dalam keadaan lapar yang melilit, saya masih
sempat ngobrol dengan seorang teman di Lampung sana tentang beberapa hal. Di
antaranya tentang beasiswa S2. Tadi, Jepang sempat di singgung-singgung, saya
bilang kalau saya mau ke jepang tapi bukan untuk kuliah, yah jalan-jalan
saja selama dua minggu atau tiga mingguan, setelah itu kembali ke tanah air. Lainnya, saya mengkuatirkan otak saya jika
harus di banting-banting di negri sakura sana. Saya takut otak saya akan
meleleh atau mengalami pendarahan jika dipaksa berpikir :D
Beberapa malam yang lalu, ada
teman yang lain menanyakan perkara serupa. Saya ditanya andai ada kesempatan
untuk kuliah lagi, saya mau ambil jurusan apa, saya bilang sama dia,
mungkin kalau mau S2 lagi saya akan ambil jurusan yang khusus mempelajari agama. Jawaban saya ini
cukup membuat otaknya berputar, Rahma ada apa denganmu? 'Saya
lagi sadar'. Semoga begini terus karena saya ini gampang berubah pikiran.
Keempat
Saya memikirkan kejadian dua malam yang lalu. Saya yang gampang tertidur akhirnya mengalami gangguan tidur karena buku kecil berjudul “Tata
cara mengurus jenazah”. Saya lupa bagaimana kisahnya, tau-tau buku itu
menemani saya tidur-tiduran. Saya membuka halaman-halamannya dengan jiwa yang
tidak tenang Jujur, saya ketakutan
tapi saya tidak ingin berhenti melanjutkan bacaan. Saya sempat membenarkan
posisi sambil memperbaiki gorden yang agak tersingkap. Mulai parno.
Informasi penting, membaca buku tata
cara mengurus jenazah itu tidak cocok di malam hari. Pelajaran penting
berikutnya, Saya takut mati namun ketakutan saya ini tidak bisa berbuat
apa-apa selain berusaha sekuat hati untuk memperbaiki
diri agar saat waktunya datang saya sudah benar-benar siap. Saya tidak bisa
membayangkan bagaimana hebatnya mereka yang bisa siap menghadapi perkara
kematian.
Kelima
Tentang klakson. Saya adalah tipikal pengendara
yang anti menggunakan fasilitas klakson yang ada pada kendaraan. Kenapa? Karena
saya tidak ingin diklaksoni. Diklaksoni di jalan raya itu seperti tampil di atas
panggung dan ditonton ribuan orang. Bawaannya grogi aja. Tapi, pemikiran ini berubah saat saya hampir ditabrak truck
beberapa hari yang lalu. Suara klakson itu benar-benar sampai ke
hati. sampai ke hati karena sadarlah saya bahwa klakson itu
adalah pengingat. Kesimpulannya, banyak hal-hal yang datang dalam wujud
mengagetkan dalam kehidupan ini dan kebanyakan tidak kita sukai, tapi anggap
saja itu sebagai pengingat, segera pulang, jangan lama-lama di jalanan.
Terakhir
Hujan pun reda, saya mengambil payung kemudian
berjalan ke warung terdekat. Dari kejauhan saya melihat sosok warna putih, ah pasti ini bukan hantu atau teman-temannya, pikirku. Seingat
saya, dalam sejaran film horor, tidak pernah ditampilkan sosok hantu yang
memakai payung. Sosok putih itu semakin mendekat, benar memang bukan hantu
jenis baru. Ternyata beliau bapak pemilik warung yang baru pulang sholat Isya.
Diam-diam saya kagum pada bapak yang
memanggil saya dengan panggilan ‘nak’. Beliau
beruntung karena terpilih untuk tetap istiqmomah melakukan sholat berjamaah
walaupun hujan sedang keras-kerasnya. Semoga beliau tetap istiqomah, semoga suami dan anak-anak saya kelak juga seperti beliau yang istiqomah sholat berjamaah.
Pulang dari warung, Saya langsung memasak
nasi dan menggoreng telur. hadech
garamnya habis maka jadilah telur tanpa garam. rasanya aneh.
Setelah makan saya pun berlayar dengan tenang.
Zzzzz
Sekian..
2 Mei 2013
Kalau ingin tau arti kecewa maka
tanyakanlah kepada pendukung Barcelona. Saya tidak tahu pasti apa sebab musabab
kekalahan tim tangguh yang terkenal dengan tiki-takanya itu. Kalah
sampai tujuh kosong rasanya terlampau tragis. Kasihan juga. Saya turut berduka
cita.:D
2 comments
waaah sama dong, anak rantau >.<
ReplyDeletemasa sih km sampai susah makan? :O
aku juga sudah lama tinggalkan kampung halaman, yang asyik waktu sedirian ya baca
ReplyDelete