Review : Kesalahan-kesalahan dalam Sholat
7:33:00 PM
"Jika sholat telah bernilai remeh
atasmu , apakah lagi yang bernilai mulia bagimu?"
(Hasan Al Basri)
Sebelum
melakukan perjalaan ke Tanah Suci, harusnya saya sudah mempersiapkan diri untuk
melihat banyak perbedaan. Sholat pertama saya yang berderai air mata di masjid
Nabawi ditemani oleh tanya "Lah kaki kan aurat,
sholat tapi koq kakinya nggak ketutup ya?". Pertanyaan ini muncul
setelah saya menyaksikan banyak yang sholat dengan kaki terbuka. Bukan cuma satu
dua orang, tapi banyak. Keyakinan saya masih mantap, kaki adalah aurat,
menutupnya saat sholat maupun diluar sholat adalah kewajiban. Kondisi ini
tidaklah terlalu berpengaruh untuk saya, lain cerita dengan keluarga dari
kampung yang pemahamannya tentang batasan aurat masih minim/ ada
ketakutan bahwa akan ada pemahaman baru kalau kaki tidak harus tutup,
ketakutan ini bertambah mengingat bahwa tempat yang kami datangi adalah tanah
suci, walaupun dikunjungi oleh orang-orang dari berbagai penjuru dunia, tapi
ada semacam pikirin yang mengakar kalau kebanyakan adalah mereka orang arab,
orang arab harusnya lebih paham agama, dan selalu bisa dijadikan contoh.
Saya
sadar bahwa ada beberapa gerakan sholat yang terjadi perbedaan pendapat dalam
pelakasaananya, dan ini tidak menjadi soal selama ada dalil yang mendukungnya. Sebuah fenomena saling menyalahkan kemudian terjadi karena kurangnya ilmu,
sekonyong-konyong sebagian dari kita mengatakan bahwa menggerak-gerakan jari
telunjuk saat tasyahud adalah ajaran sesat atau minimal aneh, padahal kalau
menilik lebih dalam, menggerak-nggerakan jari bukanlah sesuatu yang
diada-adakan karena didukung dalil yang lebih kuat dari sekedar jari telunjuk
yang diam saja, tapi inilah pentingnya ilmu, dengan berilmu
keinginan-keinginan untuk menyalahkan itu terbendung dengan sendirinya, ketika
kita mengetahui, bahwa jari yang diam juga pernah dicontohkan maka sholat
berdampingan dengan keadaan terlunjuk yang berbeda saat tasyahud insyaallah
tidak menjadi masalah.
Bertahun-tahun
yang lalu, saat saya masih ingusan, ada kesalahan fatal yang saya lakukan
berkenaan dengan sholat. kesalahan ini masih teringat sampai sekarang padahal
sudah berlalu hampir dua puluh tahunan. Dulu, saya pikir sholat setiap kali sujud
itu sudah dihitung satu rakaat, hehe , fatal kan?
Kesalahan
dalam sholat adalah fenomena yang menarik sekaligus miris yang dengan mudah
kita jumpai saat waktu sholat datang. Parahnya, kita jarang berbuat apa-apa
saat melihat saudara-saudara kita yang sholat seperti senam kesegaran jasmani,
sangat buru-buru. tak hanya itu, tak sedikit yang tidak menyempurnakan
ruku' dan sujudnya ruku' dengan posisi punggung yang tidak benar-benar
dilurukan jelas ini tidak tepat, sujud dengan hanya jidad yang menjadi tumpuan
jelas ini juga salah, sujud dan ruku' yang benar telah dicontohkan dengan
sangat baik oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, tinggal kita saja yang menentukan pilihan,
apakah ingin mempelajarinya atau mencukupkan diri dengan sholat-sholat yang ala kadarnya.
wallahu a'lam.
Buku
berjudul "Kesalahan-kesalahan dalam sholat" yang ditulis oleh Agus
taufik Rahman, Lc adalah salah satu dari sekian ajakan untuk memperbaiki
ibadah sholat dengan cara mengevaluasi setiap praktik sholat yang kita
jalankan, kemudian kita akan bertanya dengan jujur kepada hati, sudah benarkah
sholat kita?
Saya
membeli buku ini setahun yang lalu, dan saya belum berhasil membacanya sampai
tuntas, semoga ini bukan pertanda bahwa saya kurang memperhatikan sholat.
Buku semacam ini sangat disayangkan tidak populer dikalangan masyarakat. Jika
di perhatikan lagi, buku-buku yang ada di meja bestseller yang ada di Gramedia
bukanlah buku bertema Sholat. Entah karena apa, semoga karena kita sudah
paham betul perkara ini dan bukan karena
sholat menjadi sesuatu yang tidak kita utamakan.wallahu a'lam
Oke
deh, Pembukaaan saya sudah panjang , ini ringkasan bukunya. Selamat membaca..
Di halaman
pertama buku ini kita akan disuguhkan pemaparan dalil bahwa amal ibadah yang
pertama kali akan di hisab adalah sholat. disebutkan juga bahwa sholat adalah
tolak ukur penentu keshalehan seseorang. Jika sholatnya baik maka amal
kesehariaanya akan bai , begitupun sebaliknya jika shalatnya rusak maka amal
kesehariannya dapat dipastikan akan rusak pula.
Berbeda
dengan ibadah yang lain, Allah memberikan pahala sholat dengan sangat beragam
bergantung pada seseorang bagaimana menjalankan sholatnya. Ada yang merasa
butuh dan merindukan sholat sehingga melaksanakannya sengan penuh kekhusyuan
setiap kesempatan itu datang. Ada juga yang melaksanakannya dengan penuh
keterpaksaan. Tak sedikit yang melaksanakannya hanya cukup untuk mengggurkan
kewajiban.
Jika
penilaian pahala sholat Beragam sesuai kualitas sholat yang dilakukan, lantas
seperti apakah yang diinginkan oleh Allah dan Rasul-Nya?
Hanya
ada satu cara sholat yang diinginkan dan bernilai ibadah disisi Allah, yaitu
sholat sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam. Seseorang dapat dinilai mengikuti Rasulullah (ittiba’ )
manakala ia tahu benar bahwa praktek ibadahnya didasari oleh dalil-dalil yang
pasti kebenarannya.
Penulis
juga memaparkan bahwa ibadah yang didirikan harus berdasarkan prinsip At
tauqifu wal ittiba’ (tunduk patuh). Tidak dibenarkan sama sekali, seseorang
berinisiatif menambah atau mengurangi serangkaian ibadah meskipun dengan maksud
yang baik, inilah hakikat ittiba’. Standar kebaikan selalu tercermin pada diri
Rasulullah.
Keistimewaan
lain dari buku ini adalah jelasnya dalil yang mendukung setiap argument, tak
hanya itu, dalil dari kebiasaan yang menyimpang di masyarakat pun juga
dipaparkan sehingga tidak ada kebingungan karena jelas ada perbandingan dalil,
mana yang shahih dan tidak. Terdapat lima pembahasan penting dalam buku ini .
Bab
pertama buku ini menguraikan penjelasan dari
kekeliruan yang umum masih dilakukan
sebelum melaksanakan sholat, mulai dari penambahan syarat-syarat yang
sebetulnya tidak dicontohkan sampai mengabaikanan yang harus dikerjakan.
Bab
kedua membahas kesalahan yang sering dilakukan dalam serangkaian
shalat, mulai dari takbiratul ihram
sampai salam.
Bab
ketiga membahas kesalahan-kesalahan yang pada shalat berjamaah,
yaitu kekeliruan yang umumnya di dapati pada praktek sholat berjamaah, baik itu
di masjid maupun di tempat lainnya.
Bab
empat membahas seputar kekeliruan setelah sholat atau setelah
selesai salam.
Bab
terakhir, merupakan pembahasan tambahan,
yaitu Tanya jawab yang sering dilontarkan seputar permasalahan sholat dalam
keseharian. Permasalahan ini benar-benar nyata ada di masyarakat, terus
terjadi,, dan sering sekali menimbulkan rasa penasaran yang mengganggu
pelaksanaan ibadah sholat.
Semoga
setelah membaca buku ini tidak ada lagi ungkapan “ yang penting shalat, yang
melaksanakan talaffudz binniyat (melafadzkan niat) adalah benar, yang salah itu yang tidak
sholat."
Insyaallahh Buku ini dapat dikonsumsi oleh seluruh seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Bukunya rekomendid banget dech.
Insyaallahh Buku ini dapat dikonsumsi oleh seluruh seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Bukunya rekomendid banget dech.
Sekian, semoga kita masuk dalam golongan hamba Allah yang amalan sholatnya baik dan terjaga hingga baiklah seluruhnya. Aamiin.
Ya Allah tambahkanlah Ilmu dan pemahamanku..
Ya Allah tambahkanlah Ilmu dan pemahamanku..
Bekasi, 050513
2 comments
semoga Allah ridho atas ilmu yang baik, aamiin..
ReplyDeleteaamiin
Delete