APABILA BUMI DIGONCANGKAN

9:20:00 AM

Hari terakhir dibulan Oktober lalu rasanya  jantung saya mau copot. Untuk pertama kalinya saya ngerasain gempa bumi dengan kekuatan yang bisa menggetarkan dinding, lantai, atap, jendela rumah, dan lemarin tiga pintu. 

Tepatnya tanggal 31 oktober beberapa malam lalu, saat lagi nungguin Ruwaid main, tiba-tiba saya ngerasa kok rumah kayak bergetar, pintu lemari kebuka, jendela bunyi-bunyi. Awalnya saya pikir   apa kepala saya pusing,  beberapa saat kemudian saya mendengar di luar rumah banyak yang ribut-ribut, ya Allah gempat bumi, saya langsung lari sambil gendong Ruwaid, tapi pas nyampe pagar saya lari masuk lagi ke rumah karena lupa pake jilbab. 

Orang-orang ramai mengunsi ke lapangan karena kuatir ada tsunami, dan saya bingung karena hanya berdua sama Ruwaid, kebetulan suami belum pulang kerja. Kaki saya gemetar karena takut, rasanya mau pingsan, saya sama Ruwaid malam itu untuk sementara ngungsi ke tetangga, saya juga minta air minum untuk nenangin diri. 

Pas mau minum gempa susulan datang lagi, Ya Allah, saya gendong Ruwaid dan lari ke jalan. Begini berulang-ulang. Dari info BMKG malam itu di Ambon tercatat ada 33 kali gempa sejak gempa utama pukul 20.30 WIT hingga pagi pukul 06.00 WIT 1 November 2017. 

Hati saya campur aduk, malam, berdua saja sama Ruwaid, saya nggak bawa apa-apa sama sekali. Saya diliputi rasa takut, jika Getaran kecil seperti ini saja sudah begitu menakutkan maka apalagi kiamat, saat bumi diguncankan, langit terbelah, lautan meluap, gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan T_T  

Barang yang saya beli dengan susah payah, perhiasan, laptop, ijazah, saya tinggalkan semua di rumah. Nggak kepikiran sama sekali untuk membawa semua itu. Maka bagaimana kiamat yang dikabarkan sangking dahsyatnya, orang-orang nggak saling perduli, ibu meninggalkan anaknya, anak lupa sama ibunya.

Perasaan yang rasakan barangkali sama dengan ratusan orang yang mimilih mengungsi ke lapangan malam itu. Nggak tahu kenapa sepanjang malam dosa-dosa saya lalu berasa direntetin di depan mata. Semoga semuanya baik-baik, dan saya bisa hidup lebih baik lagi setelah ini. 

:(









You Might Also Like

1 comments

  1. Innalillaahi wa innailaihi raji'un. saya baru tahu ada gempa di ambon mbak, tahunya cuma gempa yg terjadi di Jayapura beberapa waktu lalu. Wilayah bagian Timur emang sering terjadi gempa, saya juga selama tinggal di sana (tepatnya di Timur Papua) sering merasakan gempa dan kalau kejadiannya genting kayak gitu yg ada dalam pikiran cuma ingat Allah, ingat dosa, ingat mati. Astaghfirullaah...

    Semoga ambon aman2 saja.

    Btw salam ukhuwah ya mbak. Baru pertama kali ninggalin jejak di sini :)

    ReplyDelete

I'm Proud Member Of