Mana jenggotmu brother?
3:04:00 PM
Bismillah. Lagi-lagi nggak sengaja saya mendengar percakapan para cecowok di tempat kerja *nguping mode on* haha. Tema pembicaraannya laki banget, tentang jenggot. Awal obrolan bermula dari sunnah-sunnah, tahu-tahu nyangkut ke jenggot. Salah seorang peserta obrolan menyangkal perintah memelihara jenggot dengan mengangkat contoh ustadz yang biasa muncul di tivi lengkap dengan gelar keagamaan sang ustadz. Katanya "lihat tuh ustadz anu, nggak miara jenggot tuh, padahal gelar keagamaannya sudah memanjang, kurang pengetahuan apa coba."
Aduhh.. Pelajaran lagi nih, musti hati-hati jangan sampai figur kita dijadikan percontohan, untung kalau baik, kalau dijadikan dalil menangkal sunnah kan jadi problem.
Balik ke jenggot. Andai jenggot tidak tumbuh dimuka mungkin lain cerita, hehe, jadilah jenggot untuk orang tertentu bukannya menambah kadar kepedean yang ada malah mengganggu penampilan alhasil dipangkas habis, belum tumbuh pun sudah siap-siap dibasmi. hehe. Ada beragam alasan sehingga para lelaki enggan memelihara jenggot, konon ada yang merasa dapat mengurangi nilai-nilai keindahan pada wajah, enggak rapi lah, enggak bersihlah, macam-macam. Terus setelah jelas bahwa memelihara jenggot adalah sunnah lantas masih beranikah mengatakan demikian. Ehm, bukankah Rasulullah yang mengatakan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman namun nyatanya Rasulullah tetap memelihara jenggot koq, wajah Rasulullah tetap oke-oke aja. Mas-mas di arab sana tetap cakep-cakep dengan jenggot lebatnya.. *Eh... :D
By the way, ada apa dengan jenggot?
Memelihara jenggot adalah SUNNAH, brother. Jadi kalau dicukur nggak masalah dong, kan sunnah? tunggu.. tungggu, situ serius mau ikut jalan hidupnya Rasulullah enggak? berkaitan dengan jenggot ternyata pendapat yang lebih kuat, memelihara jenggot adalah kewajiban, serta memotongnya adalah perbuatan
maksiat. Begini, sudah yah lupakan dulu ustadz tidak berjenggot yang biasa mejeng di tivi, bisa jadi mereka memang nggak punya jenggot, nggak punya jenggot sama nggak mau miara jenggot itu beda jauh. Oke. Rasulullah Panutan kita :)
Dari Anas bin Malik –pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengatakan, ”Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah laki-laki yang berperawakan
terlalu tinggi dan tidak juga pendek. Kulitnya tidaklah putih sekali dan
tidak juga coklat. Rambutnya tidak keriting dan tidak lurus. Allah
mengutus beliau sebagai Rasul di saat beliau berumur 40 tahun, lalu
tinggal di Makkah selama 10 tahun. Kemudian tinggal di Madinah selama 10
tahun pula, lalu wafat di penghujung tahun enam puluhan. Di kepala serta jenggotnya hanya terdapat 20 helai rambut yang sudah putih.” (Lihat Mukhtashor Syama’il Al Muhammadiyyah, Muhammad Nashirudin Al Albani, hal. 13, Al Maktabah Al Islamiyyah Aman-Yordan. Beliau katakan hadits ini shohih)
Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahiihnya dari Ibnu ‘Umar, sabda
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
"Selisihilah kaum Majusi; cukurlah (rapikanlah) kumis dan peliharalah jenggot."(HR Bukhori)
"Cukurlah kumis dan biarkan jenggot."(HR Bukhori)
"Cukurlah kumis dan peliharalah jenggot; selisihilah kaum Majusi." (HR Muslim)
Dalilnya sudah terang benderang kan? Jadi, jika masih mau mencari alasan lain untuk mencukur jenggot, demi masalah duniawi, agar terlihat bersih menurut persepsi manusia, itu pilihan masing-masing. Tapi bukanlah terlihat bagus di hadapan Allah dan RosulNya itu lebih baik jika kita berpikir.
Eh, tapi, ada juga yang menjadikah jenggot sebagai ajang gaya-gayaan, sampai
ada yang mewarnainyaa, bahkan ada yang menguncirnya, mungkin nantinya
akan dibuat konde juga. hehe.
Sunnah itu sederhana enggak banyak gaya.
Sunnah itu sederhana enggak banyak gaya.
Sumber:
0 comments