Puncaknya hari ini, saat saya tergerak menghungi kontak si penjual. Tapi tiba-tiba saya ingat lagi, baju yang di lemari perasaan banyak yang dianggurin deh, masa mau beli lagi. Akhirnya handphonenya saya simpan, dan saya keluarin semua gamis-gamis yang saya punya, memang sih pilihannya nggak sebanyak dulu sebelum saya mutusin untuk menyimpan sedikit saja, tapi yang sekarang juga masih memenuhi semua kebutuhan saya dalam berpakaian. 

Untuk lebih meyakinkan diri lagi kalau saya memang nggak butuh yang baru. Saat anak tidur, saya memakai semua baju gamis dan hijab yang saya punya, bolak balik saya ganti. Kesimpulannya, sepekan ini saya laper mata. 😆😆

Sebenarnya sudah dua tahun belakangan saya mengurangi beli-beli pakaian, setelah menerapkan prinsip hanya beli jika butuh, saya selalu berhasil mengusir keinginan untuk jajan. Tapi nggak saya pungkiri, kadang saat melihat teman pakai baju gamis yang manis, saya ikutan naksir. Nah ngomongin hidup minimalis, hampir tiap bulan saya membahasnya di blog ini, sebagai pengingat untuk diri saya. Karena dorongan untuk beli ini datang begitu saja saat lagi punya uang, makanya saya pikir perlu menuliskannya di blog ini, apalagi kalau ada dorongan-dorongan untuk jajan yang nggak perlu-perlu amat.

Mungkin ada yang tanya, saya udah berhasil belum menerapkan prinsip hidup minimalis dalam keseharian saya? jawabannya belum, hehe, jadi baru sedikit saja yang saya terapkan, yang sedikit ini sudah sangat membantu. Yang saya rasain terutama untuk pakaian, jumlah sedikit lebih menanangkan, lebih gampang diatur. 

Untuk godaan baju dan gamis gimana caranya biar nggak gampang tergoda? setahun ini saya sudah berhasil dengan mencoba beberapa cara walaupun harus ngelap iler, udah bebe bebe karena naksir banget. Haha. Cara ini mungkin bisa teman-teman coba juga.

1. Membaca cerita Rasulullah dan para shahabat dalam berpakaian

Saya lupa kapan tepatnya pertama kali mendengar cerita tentang pakaian Rasulullah yang ditambal-tambal, pakaian Umar Radhiallahu anhu yang itu-itu aja, pakaian shahabat yang harus ganti-gantian sama istrinya karena yang mereka punya cuma itu, dan kisah Abdurahman bin auf yang menangis karena punya banyak harta.

Tadinya saya pikir semua itu bagian dari kezuhadan para shahabat, setelah baca-baca lagi, saya mendapat sisi yang lain yang bikin takut tentang barang-barang yang kita miliki, makin banyak makin lama hisabnya. Ini adalah poin pertama banget yang menggerakan saya untuk sedikit demi sedikit mengurangi apa yang saya punya.

2. Sedikit lebih menanangkan

Saya pernah cerita tentang beberapa teman saya yang hijabnya cuma tiga empat lembar, disaat bersamaan jilbab saya ada sekodi. Saya lihat dulu mereka lebih santai dan tenang dengan apa yang mereka pakai, sedang saya kala itu benar-benar terbawa suasana ingin mengikuti tren apa lagi nih.

Sebenarnya sih ini tergantung orangnya ya, saya hanya pikir dengan punya sedikit baju dan jilbab, saya akan fokus ke fungsinya.

Saya juga pernah dengar cerama ustadz yang bilang bahwa setiap kali berpakaian kita harus tanya diri kita, niatnya apa, biar terlihat menarik dimata manusia atau gimana?

Ya nggak bisa dipungkiri fitrah perempuan ingin terlihat menarik, disinilah ujian hijab, hijab dipakai untuk menutupi.

3. Setelah dua point di atas baru deh ke tahap bersih-bersih lemari buat yang mau mencoba hidup belajar mengurangi, kenapa penting untuk mulai bersih-bersih lemari, ini sebenarnya untuk membentuk kebiasaan baru, menyimpan yang dibutuhin, yang bikin nyaman, dan 'menyingkirkan' barang-barang yang jarang dipakai dan nggak dibutuhin. Caranya gimana, dengan mengeluarkan semua gamis dan jilbab yang kita punya, lalu dipilah deh, yang mana yang bikin kita senang, yang dibutuhin, nyaman dipakai, dan nggak berlebihan. Sisanya bisa diberikan kepada yang membutuhkan. Sungguh ini teorinya aja yang mudah, pada prakteknya beuh susah. Haha

4. Siapkan jiwa karena sesungguhnya ada banyak godaan. 

Tuntutan gaya hidup untuk hidup gaya itu ada banyak sekali, saya sendiri masih suka ngayal pengen gaya.

5. Yang dibutuhin sebenarnya nggak banyak, yang banyak itu keinginan. Kemampuan bisa membedakan mana yang butuh, mana yang ingin lagi saya praktekan, hehe, walaupun masih sering khilaf juga beli karena ingin aja, bukan karena butuh, setelah itu nyesal.

6. Beli karena mengikuti keinginan bisa merusak keseimbangan neraca keuangan, bisa menyebabkan kemelaratan diawal bulan. Haha. Kamu akan sadar sudah jadi emak-emak seutuhnya ketika selalu berpulang pada keputusan "mending duitnya dipake buat beli popok anak"

7. Terakhir, pakaian yang jumlahnya nggak banyak tinggal diatur rapi, percayalah yang sedikit lebih gampang diatur dan dirapiin. Yang sedikit juga bikin lebih peka.

***

Singkatnya, itu semua adalah cara-cara yang saya pakai, nggak selalu berhasil sih tapi membantu. Intinya tulisan ini adalah wacana panjang cara saya menasehati diri, hehe. Selamat mencoba ya. Mulai saja dulu dari yang paling gampang.

Waktu berlalu, saya masih pada prinsip dahulu kala 'jelek mah jelek aja nggak usah banyak gaya' dan mencukupkan diri dengan sabun cuci muka yang dijual di warung. Muka saya masih dengan kekusamannya, sedang teman saya itu makin bening, segar, dan tentunya bikin saya mau juga kayak dia. Salah satu ikhtiar yang saya lakukan, pernah waktu awal-awal kerja saya pakai krim dari dokter, pertama diolesin kemuka saya harus pakai dua kipas angin, muka saya jadi panas banget, beberapa hari kemudian kulit saya terkelupas, setelah nggak make krimnya, muka saya item kusam lagi. Tobat.

Setelah empat tahun menikah, umur saya udah kepala tiga, mulai deh ada pikiran wah kalau nggak ngelakuin sesuatu bisa-bisa saya dikira kakak dari bapaknya Ruwaid nih. 😅😂  Mulailah saya rajin baca-baca gimana caranya biar muka nggak kusam, bisa cerah, dan kesimpulannya cantik emang butuh modal dan harus ngeluangin waktu untuk ngerawat diri.

Saya juga sempat iri juga sama ukhty-ukhty yang kata mereka kosmetiknya cuma wudhu, masyaallah, saya udah rajin wudhu padahal tapi muka masih bruntusan. Dari sini saya mulai menerima kenyataan kalau perawatan muka saya nggak cukup hanya dengan dicuci, akhirnya awal tahun kemarin saya beli serangkaian perawatan muka setelah mecahin celengan yang saya simpan-simpan selama 12 purnama. Alhamdulillah kata suami saya sih muka saya jadi cerah apalagi kalau tanggal muda. Hahaha. Efek yang paling saya rasain setelah rajin ngerawat muka adalah makin sayang sama diri sendiri.

Sebenarnya skin care dibutuhin nggak sih sama ibu rumah tangga biasa yang di rumah aja kayak saya, nggak kemana-kemana? tadinya saya pikir nggak perlu-perlu amat, naik level jadi perlu saat nyadar kalau muka saya jadi lebih tua dari suami, naik level lagi jadi perlu banget saat tahu kalau kulit juga akan mengalami penuaan dan bisa jadi akan rusak saat nggak di rawat baik-baik, seperti tanaman kali ya analogi sederhananya, harus dirawat agar mekarnya tahan lama. :D

Jadi skincare bukan cuma gaya-gayaaan, skin care sederhananya buat investasi juga, selain bikin kulit wajah lebih sehat, merawat diri juga bagian dari upaya kita menjaga amanah dari Allah berupa tubuh kita dengan segala komponennya. Menjadi ibu rumah tangga yang seharian di rumah bukan berarti nggak butuh skin care, justru lebih butuh kata saya, karena sesungguhnya jagain jemuran setiap hari bisa mempengaruhi kerutan pada wajah 😅

Yang sempat bikin saya takjub saat ngomongin skin care dan teman-temannya, saya baru tahu ada loh ada sebagian perempuan yang ngoleksi gincu, pengen beli-beli terus setiap kali ada yang baru, gincunya sampai sekodi, itupun warnanya ada yang dobel-dobel, skin carenya jangan ditanya banyaknya, setiap kali lihat produk baru yang dipakai para beauty bloger langsung kepalanya nyutnyut karena pengen juga, hehe, sampai pernah suami teman cerita kalau istrinya beli kulkas baru buat nyimpan krim-krim siang malamnya.

Kesimpulannya skin care nggak harus heboh dan mahal kok, walaupun udah pasti kualitas SK II pasti beda sama sabun pepaya, intinya cari yang cocok diwajah dan dompet. Emang cantik selain butuh modal, butuh kelapangan dada juga, ya nggak usah juga dipaksain pengen cantik, yang paling penting bisa meneduhkan hati suami. Ehm.

Jadi postingan ini nggak ngasih solusi samsek atau ngasih tutorial skin care, hanya cerita-cerita saja sekalian nyari teman newbie dalam urusan merawat muka, biasanya suka minder duluan kalau nanya yang udah jago nih. Sampai sekarang muka saya cerahnya hanya ditanggal muda aja😅

Cerita yuk apa rahasia wajah cerahmu? apa sama kayak saya akan cerah banget saat tanggal muda😅😂