Menutup Hari Dengan Lega

2:03:00 AM


Awal bulan ini saya kembali menulis jurnal lagi, benar-benar menulis menggunakan tangan, bukan mengetik. Seperti yang lalu-lalu biasanya saya menulis jurnal sebelum tidur, membuat laporan pengeluaran, dan tentunya curhat. Ini adalah salah satu cara saya memaknai apa yang sudah saya lewati.

Kemarin malam, saya menulis tentang peran saya saat ini sebagai Ibu Rumah Tangga, kebetulan baru habis curhat colongan panjaaang sama teman yang sama-sama IRT juga, curhatan yang selalu ditutup dengan kata 'Sabar' dan 'Ikhlas'. Dua kata pada prakteknya subhanallah susaaaah banget apalagi saat cucian sudah membetuk pegunungan uhud. Hahaha.

Tidak saya pungkiri kadang di rumah saja seharian bosannya sampai ubun-ubun, kadang kata 'ikhlas' tidak cukup sakti mengurai semrawutnya keinginan-keinginan yang ada dalam kepala saya, ingin ini ingin itu, tapi siapa yang akan menjaga anak saya?. Hal ini datang berulang-ulang, hari ini sabar besoknya kumat lagi, hari ini jadi ibu peri besoknya jadi ibu tiri, hari ini ikhlas besoknya ngomel tujuh kaset. Tapi saat melihat Ruwaid tidur hati saya ini mendadak lemah, yang tadinya ingin berpetualang, tiba-tiba saya ingin di rumah saja, menungguinya tidur, memunguti mainannya, membiarkannya memeluk leher saya agar tak kemana-kemana.

Ruwaid bulan ini sudah 18 bulan, waktu berlalu cepat sekali. Tangan-tangan kecilnya sudah lincah mengambil apa saja yang saya pegang, langsung histeris saat saya memegang laptop dan handphone. Inilah salah satu alasan kenapa blog ini jarang apdet, niatnya mau nulis pas dia tidur malam, tapi saya kadang duluan tidur. 😅

Saya ingat betul setahun lalu saat ditanya bos saat mengajukan Resign, saya jawab dengan mantap 'saya ingin menjaga anak saya pak'. Dalam perjalanan setahun ini saya berjuang untuk mengalahkan ego saya, karena ternyata membarsamai anak seharian di rumah tidak selalu manis, tantangannya banyak, capeknya juga banyak. Tapi ini adalah pilihan saya dan saya bertanggung jawab atas pilihan ini, sedang anak saya, dia nggak pernah meminta untuk saya lahirkan, andai mungkin ia bisa memilih, ia akan memilih ibu yang lebih baik, bukan saya.

Kadang kalau lagi mengeluh, apalagi keluhan tentang anak, saya tanya diri saya seandainya Ruwaid nggak ada, gimana?

***

Salah satu hal yang paling sering membuat saya gelisah adalah saat melihat orang lain bisa berbuat banyak hal padahal punya anak juga, punya kesibukan di rumah yang sama dengan saya. Tapi kok mereka bisa.

Hal ini membuat saya berpikir siang malam, gimana caranya untuk berbuat lebih banyak lagi. Sampai akhirnya saya ada dititik pasrah. Saya coba memikirkan apa yang bisa saya lakukan di rumah untuk keluarga kecil kami, dan ini membuat saya bernafas dengan lega, karena tidak lagi membebani diri untuk bermanfaat lebih banyak diluar rumah. Tadinya saya sempat berpikir bahwa saya sedang mencari alasan karena tidak menemukan pilihan lain tapi justru hal inilah yang membuat saya sadar dengan ketidak sempurnaan di diri saya. Ya, sekarang ada keluarga yang harus saya pikirkan akan saya bawa kemana. Tidak mudah memang untuk mengalahkan ego diri. Tapi keluarga mengajarkan tentang komitmen, tanggung jawab, dan pengorbanan.

Mengakui bahwa saya banyak kekurangan dan ingin terus belajar agar bisa meninggalkan kenangan manis di hati anak-anak dan suami adalah bagian paling melegakan setiap malam saat saya ingin menutup hari. Ya, saya tidak harus menjadi orang lain untuk bahagia, tidak juga harus menyamai pencapaian orang lain yang bisa berbuat lebih banyak, tidak harus seperti perempuan lain yang mengatakan tidak lagi butuh me time. Jujur mereka dengan waktu yang sama tapi bisa berbuat lebih banyak membuat saya iri, tapi seharian di rumah bersama Ruwaid juga adalah salah satu keinginan
besar dalam hidup yang jika disuruh memilih tentu tidak mau saya tukar dengan yang lain.

***

Setelah membuat tulisan ini, hati saya sangat lega. Kadang memang kita harus memberikan ruang pada diri sendiri untuk mengalah, bukan karena tidak sanggup berjuang, tapi karena memilih untuk memperjuangkan hal lain.

4 April 2018

You Might Also Like

0 comments

I'm Proud Member Of