Saat membuat tulisan ini mata saya berkaca-kaca,  bagaimana tidak,  melihat mereka yg berlomba berebut pahala di acara 212 kemarin membuatku terharu bahagia. Nggak kebayang, kalau yang saya rasakan saja begitu menggetarkan apatah lagi mereka yang hadir di sana.

Salah satu yang bikin saya  tertular energi positif acara reuni 212 kemarin adalah foto tulisan yang digantungkan di bagian punggung baju seorang ikhwa, isi tulisannya

" GA BISA NGASIH APA-APA, HANYA BISA NERIMA SAMPAH"

Masyaallah ya..

Jujur air mata saya banyak jatuh saat melihat foto-foto acara reuni kemarin, ada banyak haru, malu dan juga harapan,  malu karena saya merasa belum berbuat apa-apa untukk agamaku,  tapi ada harapan bahwa sekecil apapun,  seremeh apapun kita bisa ikut bersumbangsih untuk  agama ini, dan  rasa haru  itu muncul tanpa bisa saya jelaskan, suara takbir dari Monas sana ikut menggetarkan hatiku di Ambon sini, membuatku merinding.

Mengingatkanku pada kisah Ulbah bin Zaid, seorang Shahabat Rasulullah. Ia hadir dengan segala harapnya untuk bersumbangsih untuk agama ini di tengah riuhnya persiapan perang tabuk, disana ada Ustman, Abu bakar, umar, abdurrahman bin auf, Thalhah yang menginfakan harta meraka.

Lalu datang Ulbah yang fakir... Yang ingin juga memberikan apa yang ia punya untuk agama ini. Namun, apa yang hendak ia berikan jika harta pun ia nggak punya, sedang jiwa tak diperkenankan ikut jika perbekalan perang tak lengkap. Maka lagi-lagi Ulbah dengan segala kejujurannya ia berdo’a lirih “Ya Allah, tidak ada yang dapat aku infakkan sebagaimana yang lainnya telah berinfak. Seandainya aku memiliki seperti yang mereka punya, aku akan lakukan untukMu, demi jihad di jalanMu. Yang aku punya hanya kehormatan, kalau Engkau bisa menerimanya, maka saksikanlah bahwa semua kehormatanku telah aku sedekahkan malam ini untukMu!” 😭



------

Ya Allah jadikan kami bagian dari mereka yang menolong agamaMu.

Ambon,
5 Desember 2018

Sumber foto: Dari IG Teuku wisnu