Yang Paling Dirindukan Dari Ramadhan
2:18:00 AMKemarin saya baca status teman saya di wa katanya sekarang di Indomaret ada banyak banget sirup marjan yang dipajang, salah satu pertanda Ramadhan sudah dekat. Saya sendiri baru benar-benar sadar kalau Ramadhan tinggal sebentar lagi pas kemarin buka-buka kalender.
Nggak berasa sudah setahun aja Ramadhan berlalu dan akan datang lagi, saya masih ingat banget beberapa tahun lalu pernah nulis di buku jurnal harian tentang betapa menyesalnya saya karena membiarkan ramadhan berlalu sedang saya nggak sungguh-sungguh memaknainya, dan sayangnya penyesalan ini seperti nggak serius karena selalu berulang disetiap ramadhan. Katanya rindu, tapi lagi-lagi rindu ini juga seperti nggak serius. Ya Allah.
Kalau ditanya apa yang paling dirindukan dari ramadhan, kira-kira saya dan kamu akan jawab apa?
Pertanyaan ini tiba-tiba aja muncul saat saya nyari-nyari ceramah ramadhan di youtube.
Kemudian muncul lagi pertanyaan, sebenarnya Ramadhan buat kamu artinya apa Rahma? Apa hanya tamu yang datang sekali setahun, selalu datang, sangking udah seringnya datang jadi berasa biasa aja, kalaupun ada kata rindu, palingan rindunya langsung terobati dihari ke satu, kedua, atau ketiga, setelah itu kamu biarin ramadhan berlalu begitu saja. :'(
Ada beberapa jawabab yang terlintas di kepala saat bertanya ini ke diri saya dan jawaban-jawaban itu hampir sama persis dengan yang saya rasain bertahun-tahun sebelumnya. Ramadhan bulan ampunan, sedekah, bisa semangat ibadah dan beberapa jawaban lainnya. Pengalaman bertemu Ramadhan bertahun-tahun bikin nggak ada yang baru di hati saya selain ingatan-ingat tentang Ramadhan yang datang dan pergi, dan saya masih gini-gini aja, belum jadi orang yang bertakwa seperti tujuan madrasah ramadhan.
Dititik ini saya mulai sadar ada yang salah dengan rindu saya. Saya semakin sadar saat mendengar ceramah Ramadhan yang berjudul "Meet and Greet Ramadhan".
Ada bagian yang bikin saya diam lama banget saat dengar ceramah ini. Saat ustadz mengatakan bahwa ada satu kaidah yang dijelaskan para ulama tentang pembiasaan. Semakin biasa melakukan atau merasakan sesuatu maka akan berkurang sensitifitas dalam diri kita. Seringnya berinteraksi itu buat kita nggak terharu lagi, biasa-biasa saja. Dan yang jadi masalah kalau ini terjadi dalam ibadah, terjadi pada ramadhan yang sudah berpuluh-puluh kali kita dapati.
Ustadz menceritakan pengalaman beliau saat mengantarkan jamaah umrah, sebagian besar jamaah yang baru pertama kali melihat ka'bah akan menangis sesegukan karena terharu bahkan dihari-hari pertama di tanah suci sampai nggak mau pulang ke hotel, mau di masjid terus mandangin ka'bah. Hari ke ketiga ke empat mulai berimbang hotel dan masjid, dihari ke tujuh thawahnya sudah pindah ke zam-zam tower.
Cerita lainnya tentang penjaga toko di ring satu masjdil haram saat adzan berkumandang semua memang menutup toko tapi ada banyak yang sholatnya di depan toko, nggak masuk masjid. Padahal ngesot juga sampai. Padahal lagi, kita yang dari indonesia bela-belain bayar puluhan juta agar bisa sholat di Masjdil haram. Ini kenapa coba? karena bisa jadi mereka menganggap masjidil haram itu sesuatu yang biasa.
Mendengar ini hati langsung berasa lain, Ya Allah, bisa jadi ini yang saya rasain tentang Ramadhan.
Saya semakin merasa memang ada yang salah saat ustadz menjelaskan tentang cara pandang umum orang tentang ramadhan, ya, ramadhan bulan ampunan, bulan sedekah, bulan al quran, bulan yang mulia. Padahal jika Ramadhan tidak kita sikapi dengan benar akan menjadi mimpi buruk di hari kiamat, bisa menjadi kuburan untuk kita di hari kiamat. Habis kita!
Rasulullah bersabda "Celaka seseorang yang memasuki Ramadhan, lalu ia jalani hari-harinya, sampai Ramadhan berpisah dengannya dan dosanya belum diampuni Allah. Celaka dia, celaka dia, celaka dia"
Subhanallah, orang sebaik Rasulullah sampai ngomong celaka seseorang, padahal Rasulullah dizhalimi sekalipun masih mendoakan. Ada apa dengan Ramadhan?
Bagian ini yang membuat hati saya bergetar habis, saya selama ini tahu kalau gagal Ramadhan itu berarti rugi, tapi saya lupa bahwa ada doa Rasulullah untuk orang yang melewati ramadhan tapi nggak diampuni dosanya. Ya Allah...
Saat sampai dibagian ini, saya akhirnya menemukan jawaban apa yang saya rindukan dari Ramadhan dan tidak mau lagi mau lagi melewatkannya begitu saja,
saya mau Ramadhan ini dosa-dosa saya yang banyak bisa diampuni. T_T
***
Teman-teman coba deh dengar ceramah Ramadhan yang berjudul "Meet and Greet Ramadhan" yang dibawain ustad Nuzul Zikri, masyaallah ada banyak bagian yang bikin kita merasa ketampar dan insyallah bikin sadar untuk nggak ngelewati ramadhan begitu saja.
Jadi apa yang harus dilakukan agar Ramadhan yang 'gagal' ditahun-tahun sebelumnya nggak terulang lagi. Dari ceramah meet and greet ramadhan ada beberapa persiapan yang harus dilakukan. Redaksinya nggak sama persis ya, untuk jelasnya bisa didengar di sini ya.
1. Lakukan pemanasan
Masyaallah. Ini saya rasakan betul pada Ramadhan-ramadhan yang lalu saat semangat bertahan sebentar sekali dan layu di sepuluh hari pertama.
Mungkin di hari pertama bisa sholat tahajud sampai panjang banget, tilawah 3 juz, datang sholat tarwih paling pertama karena takut nggak dapat tempat, sedekah banyak. Tapi yakin, kalau pembiasaan nggak dimulai jauh sebelum ramadhan maka semangat itu nggak akan bertahan.
Sedang di Ramadhan kita dituntut menaikan tempo ibadah, semakin dekat akhirnya semakin kita dituntut untuk berada dilevel ibadah paling atas. Subhanallah, saya ragu pada diri saya ya Allah.
Ramadhan masih ada 20 harian lebih, masih ada waktu untuk persiapan walaupun ini udah telat banget kalau dibandingkan ulama terdahulu.
Ustadz menceritakan ada seorang ulama yang menutup tokonya saat masuk sya'ban dan baru buka lagi saat syawal untuk mempersiapkan ramadhan. Masyaallah.
2. Pastikan sebelum satu Ramadhan ilmu kita tentang Ramadhan sudah komplit
Penting sekali, karena sesungguhnya banyak yang puasa hanya dapat lapar dan dahaga.
Dalam redaksi hadisnya disebutkan banyak yang ramadhannya gagal.
Masih ada kesempatan untuk dengar ceramah, browsing, bertanya, agar saat ramadhan datang kita tahu gimana harus melangkah, ibadah-ibadah yang mana yang harus diprioritaskan, dan tahu sebab-sebab mengapa ramadhan kita bisa gagal padahal puasa tetap kita jalankan.
3. Apa makna ibadah-ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan
Al imam ibnu qudamah beliau menjelaskan salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan bagi seseorang padahal sudah beribadah adalah dia tidak paham apa makna ibadah yang ia lakukan.
Akhirnya ibadah yang ia lakukan dan kehidupannya nggak selaras.
Ustadz menjelaskan agar Ramadhan kita lebih bermakna adalah kita harus paham apa makna ibadah Ramadhan yang kita lakukan.
Masyaallah.
4. Perbanyak Istigfar dan taubah, resapi.
Kolerasinya apa?
Ulama mengatakan yang membuat kita capek beribadah padahal baru sebentar saja adalah beban dosa yang ada dipundak kita.
T_T
Sesungguhnya maksiat itu akan mengundang teman-temannya. Perbanyak Istigfar dan taubah, resapi, kalau ingin ibadah ramadhan lebih bermakna.
5. Masuk Ramadhan, syiar kita adalah laa haula wala quwwata illa billah.
Masuk Ramadhan jangan lagi mengandalkan pengalaman, seperti tahun-tahun sebelumnya.
Meminta kepada Allah agar ditolong.
Ustadz menceritakan tentang kisah perang Hunain, ketika sebagian pasukan mengandalkan kemampuan mereka padahal dalam pasukan itu ada pakar-pakar perang, namun karena segelintir orang satu satuan pasukan kalah.
Minta sama Allah agar dikuatkan sholat, dikuatkan mata kita untuk tilawah, dilapangkan hati kita biar nggak pelit untuk sedekah. Minta sama Allah.
6. Buat target, schedule untuk ramadhan, dan berani mengobarnkan sebagian aktifitas dunia kita untuk Ramadhan.
Ustadz menceritakan ada kenalan beliau yang dalam setahun nggak pernah ngambil cuti karena ingin cuti full di bulan Ramadhan.
Ada yang tokonya tutup saat syaban masuk dan baru buka lagi saat syawal. Masyaallah, kebalikan sekarang yang pas masuk ramadhan otaknya berputar keras gimana biar bisa dapat omset berkali kali lipat dan subhanallah lupa sama promo yang Allah tawarkan, Ramadhan.
Ada teman beliau yang penghasilannya biasa-biasa saja, sehari-hari naik motor. Tapi pas Ramadhan dia full naik taksi ke kantor biar bisa lebih maksimal ibadah di malam hari, pengeluarannya lebih banyak, pasti. Tapi itu baru Ramadhan, berani berkorban.
Ada juga sebagian ibu-ibu yang kalau Ramadhan ketringan biar nggak sibuk masak, biar bisa maksimal tilawah. masyaallah.
Ramadhan, Fastabiqul khairat.
7. Doktrin diri, bangun perasaan bahwa ini Ramadhan terakhir kita, kesempatan terakhir berpuasa, kesempatan terakhir membaca al quran di bulan quran, kesempatan terakhir untuk qiyamul lail.
T_T
Subhanallah, sayangnya ini bukan cuma sugesti tapi memang real betapa banyak orang-orang yang kita kenali sudah pulang lebih dulu, dan tidak mendapati lagi Ramadhan.
Jadikan ini kesempatan terakhir, kesempatan untuk menghapus dosa-dosa kita yang banyak banget dimasa lalu.
****
Semoga kita dipertemukan dengan Ramadhan tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya. Semoga sebelum Ramadhan datang kita sudah tahu apa yang paling kita rindukan dari Ramadhan, biar Rindunya bertenaga. Aamiin.
1 comments
pasti kulinernya banyak kuliner yang ada hanay bulan ramadhan
ReplyDelete