Go Back Couple : Berbeda Itu Pasti, Bersama Itu Pilihan
8:32:00 AM
Rasanya sudah lama sekali saya tidak membahas cinta-cintaan suami istri di blog ini, dulu waktu awal nikah, beuuuh semangatnya luas biasa, sampai ada aniverseri bulanan ala anak-anak alay yang saya tulis di blog ini. Haha.
Masih dalam suasana pegal-pegal setelah nyuci marathon dua baskom pagi tadi, saya ingin bercerita sedikit tentang serial drama korea yang saya tonton akhir bulan November lalu. Judulnya Go Back Couple. Ini menjadi serial korea pertama yang saya tonton setelah hampir empat tahunan menikah.
Mungkin karena cerita dalam serial "Go Back Couple" menyentuh hati emak-emak yang galau di rumah. Jadilah ramai dibahas di facebook. Jadi serial ini bercerita tentang pasangan suami istri yang memutuskan menikah muda agar bisa sering bertemu, di awal seperti pernikahan pada umumnya mereka sangat bahagia, uang habis di awal bulan nggak jadi masalah, malah di salah satu dialog sang istri mencukupkan diri dengan cinta.
Seiring berjalanannya waktu, mulai muncul riak, sang suami terbebani dengan tugas mencari nafkah, sang istri menjalani perannya sebagai ibu rumah tangga dengan percaya diri yang rendah. Ternyata nun jauh di korea sana ada emak-emak galau juga.
Apa yang dilakoni si istri kayaknya familiar banget, muter-muter di rumah, jaga anak, nyupir, nyuci, dan urusan domestik rumah tanggal lainnya, apa yang ia rasakan mewakili perasaan sejuta umat ibu rumah tangga yang di rumah, belum lagi rasa PD yang mulai terkikis satu-satu, ditambah penampilan yang susah dibikin menarik.
Konflikpun pecah saat suami yang lelah di luar rumah mencari nafkah sepertinya pulang cuma buat tidur, seperti tidak mengerti betapa semrawutnya otak sang istri. Akhirnya pasangan suami istri ini memutuskan untuk bercerai.
Drama pas mau cerai bikin saya ngelap mata pake kanebo, haha, ini sedikit dialognya..
“Lalu bagaimana dengan aku? Apa kau tahu apa yang terjadi dengan pekerjaanku?”, sahut Ban Do (Suami), masih dengan nada lemah. “Aku diperlakukan seperti seekor anjing. Apa kau tahu berapa banyak penderitaanku?”.
Ban Do mulai emosi. “Apa kau tahu?! Hidupku juga kacau setelah bertemu denganmu!!!”.
“Apa itu salahku?”.
“Jadi ini salahku?”, sahut Ban Do.
“Baik. Ayo bercerai!”, ucap Jin Joo (istri) dengan tegas. Sementara di ujung sana, Ban Do terdiam. Terkejut mendengar permintaan Jin Joo.
Dengan air mata yang berderai, Jin Joo mengatakan selama ini ia sama sekali tidak bahagia. Sangat-sangat tidak bahagia. “Kita seharusnya tidak bertemu. Seandainya bisa kembali, aku ingin mengubah segalanya. Ayo bercerai. Kita hentikan saja semua ini…”.
Ban Do juga menangis. Tetapi menyetujui ajakan Jin Joo. “Ya. Ayo bercerai…”.
Malam itu, baik Jin Joo maupun Ban Do, sama-sama menangis…
Mereka memutuskan untuk bercerai diulang tahun pernikah mereka yang ke 14.
***
Dua atau tiga tahun yang lalu saya dihubungi salah seorang sahabat saya, lewat pesan singkat yang ia kirim, ia mengatakan ingin bercerai dari suaminya. What, saya syok. Perasaan nggak ada masalah apa-apa, kenapa ujug-ujug mau cerai. Sahabat saya itu mengatakan bahwa suaminya terlalu 'baik'. Entah karena apa, baik yang bagaimana?
Bulan yang lalu saya membaca cerita serupa saat mengikut kulwap, seorang istri meminta cerai dari suaminya karena konflik batin yang ia rasakan. Di ujung ceritanya sang istri mengatakan bahwa dia meminta cerai bukan karena nggak cinta lagi tapi karena lelah. T_T
Hiks, sedih ya bacanya.
Jauh sebelum menikah, saya selalu bertanya-tanya kok bisa ya artis-artis itu cerai, padahal kalau mau dilihat kayaknya nggak ada yang kurang, seiring berjalannya waktu, dan saya pun sudah menikah, saya mulai memahami bahwa perjalanan pernikahan memang tidak selamanya akan indah seperti di awal, serial go back couple mengangkat salah satu konflik yang sebenarnya hampir terjadi pada pasangan dengan formasi suami kerja dan istri di rumah. Saya yakini jika konflik tidak segera diselesaikan bisa saja berujung pada berakhirnya suatu hubungan atau tetap bertahan tapi nggak bahagia.
Setiap orang saat menikah membawa ekspektasinya masing-masing. Harapannya jelas menikah dan ingin bahagia. Pasangan yang diceritakan dalam serial 'Go Back Couple' pun demikian. Hal ini terlihat dari keputusan mereka untuk menikah muda. Dalam perjalanan pernikahan mereka, tanpa mereka sadari mulai muncul jarak yang pelan-pelan membuat mereka tidak lagi saling mengerti, tidak lagi saling menghargai. Masing-masing menyimpan anggapannya sendiri, bahwa ia telah berbuat banyak, kurangnya komunikasi makin memperkeruh suasana. Padahal sebenarnya masih cinta. Hikss.. Drama banget nggak sih, pengen banting laptop!!
Setiap orang saat menikah membawa ekspektasinya masing-masing. Harapannya jelas menikah dan ingin bahagia. Pasangan yang diceritakan dalam serial 'Go Back Couple' pun demikian. Hal ini terlihat dari keputusan mereka untuk menikah muda. Dalam perjalanan pernikahan mereka, tanpa mereka sadari mulai muncul jarak yang pelan-pelan membuat mereka tidak lagi saling mengerti, tidak lagi saling menghargai. Masing-masing menyimpan anggapannya sendiri, bahwa ia telah berbuat banyak, kurangnya komunikasi makin memperkeruh suasana. Padahal sebenarnya masih cinta. Hikss.. Drama banget nggak sih, pengen banting laptop!!
Setelah nonton drama ini cara pandang saya berubah tentang saya yang lelah di rumah sedang suami enak-enak kerja di kantor. hehe.
Tokoh suami dalam serial ini nggak kalah bikin baper, suami yang bekerja keras dan bahkan sering mendapatkan perkuan tidak baik di tempat kerja, lembur, dan banyak hal membosankan lain yang ia dapati, tapi ia memilih untuk menyimpan semua itu sendiri. Entah apa alasannya, tapi laki-laki banyakan begitu. Hiks.
Berasa banget pentingnya komunikasi, pada pernikahan memang ada banyak banget yang harus diusahakan agar tetap bersama, sebab pemicu untuk berpisah sangatlah banyak. Ada banyak yang harus belajar dipahami karena kondisinya emang kita nggak sendiri, tapi bersama dalam pernikahan.
Lanjut ke cerita serialnya ya,
Ban Do dan Jin Jo melakukan perjalanan waktu, mereka berjalan mundur, dan mendapati diri mereka sebagai mahasiswa berusia 20 tahunan, disini mereka awal kali bertemu. Dalam perlajalanan waktu yang mereka jalani, mereka flash back, ke jaman dulu awal-awal mereka saling jatuh cinta, mereka mengingat lagi kebaikan-kebaikan yang pernah dilakukan masing-masing, ada bagian yang nunjukin betapa mereka dulu takut kehilangan.
Serial ini nggak hanya membahas cerita suami istri, lengkap ada cerita orang tua juga, baper lagi deh. Di ceritakan ibu Jin jo yang sudah meninggal, dan dalam perjalanan waktu ke masa lalu, Jin jo seperti diberi kesempatan untuk berbuat lebih baik lagi pada ibunya.
Sedih euy. Setelah jadi ibu berasalah bahwa cinta ibu memang tak tergantikan, cinta suami bisa saja berganti, tapi cinta ibu kepada anaknya tetap abadi. Di salah satu adegan ibunya Jinjo mengatakan bahwa seorang anak bisa hidup tanpa ibunya, tapi seorang ibu tidak bisa hidup tanpa anaknya. T_T. Ambil kanebo lagi buat lap mata.
Akhir ceritanya mereka nggak jadi cerai setelah mereka sadari bahwa selama ini mereka sebenarnya sama-sama berjuang untuk rumah tangga mereka. Hanya saja kurang komunikasi.
***
Dalam pernikahan, untuk bersama selamanya ternyata harus diusahakan, sesederhana apapun itu. Fastabiqul khairat dalam rumah tangga, berlomba menjadi dia yang paling sering memudahkan, menolong, dan banyak cinta. Alhamdulillah hak menjatuhkan talak dalam islam ada dilisan suami, nggak kebayang kalau ada dilisan istri, bisa-bisa cerai 3x sehari kali. :D
Selamat berhari senin, teman-teman. Makasih sudah meluangkan waktu untuk membaca curhatan saya. xixi
Sinopsisnya bisa dibaca di sini ya: sinopsis go back couple
Sinopsisnya bisa dibaca di sini ya: sinopsis go back couple
2 comments
Aku juga baru selesai nonton ini, mbak. Bagus dramanya buat pasangan yang sudah nikah nih. Berasa banget pesan-pesannya
ReplyDeleteaku baru nonton sampe eps 4. rebutan tablet ama suami n boyz :p
ReplyDelete