Tak hilang arah kita... tanpa dikenali :D
8:30:00 AM
Ehm. Ini postingan paling gila urusan menurut saya, tapi kalau gak dilanjutin saya malah takut jadi hantu penasaran :D
Jadi kisahnya, wiken kemarin saya seperti dapat ilham untuk mengurangi keinginan mengintip-ngintip fesbuk, alasannya sederhana saja sih saya jadi tambah kepo, mulut saya juga susah di tahan untuk tidak berkomentar padahal maksud hati mau nyari-nyari bacaan bermanfaat ini malah kepoin orang. hahaha *penyakit* saya harus bilang kalau keputusan kamu *haps* untuk ninggalin fesbuk sudah sangat benar, sampe hari ini, saya belum bisa kayak kamu, saya masih berharap bisa mengais pahala dari akun fesbuk saya, mungkin keponya aja kali yang dikurangin. :p
Postingan kali ini mau bahas foto-foto yang ada di fesbuk *ronarona gila urusannya mulai kebaca kan* :D
Wikend kemarin itu saya melihat banyak-banyak foto narsis di fesbuk. Sebelum kita jauh melangkah, postingan ini khusus untuk mereka yang berlebel ikhwa dan akhwat. Jelas ya, yang kita bicarakan ini adalah mereka yang menurut mata-mata kita bisa dibilang ngerti agama. okeks. *Ikhwa dan akhwat juga manusia* iya tahuu, saya nggak bilang mereka superhero.. :)
Balik ke laptop, tidak bisa dipungkiri bahwa setiap dari kita memiliki naluri untuk di kenal (aka narsis) *begitupun untuk ikhwa dan akhwat* yang membedakan hanya porsinya saja. Kebutuhan untuk dikenal itu penting tapi secukupnya saja, sederhananya seperti kebutuhan kita pada nasi, setiap kita yang ngaku orang indonesia pasti butuh nasi kan, hanya porsinya saja yang beda-beda, ada yang sudah terpuaskan dengan sesendok nasi, namun ada juga yang masih minta tambah padahal nasi sebakul sudah lewat.. haha. Walaupun nasi sangat kita butuhkan tapi kalau sudah berlebihan bisa bikin eneg juga, akibat paling fatalnya itu bisa membuat teman makan kita ikutan muntah. :D Saya kalau makan biasanya minta nasinya sedikit tapi lauknya dibanyakin.. :D *Rakus lu*
Nah begitu juga dengan keinginan untuk di kenal, kalau sudah berlebihan malah membuat orang eneg. Keinginan untuk dikenal ini bisa ditempuh dengan banyak jalan, bisa dengan menulis, bisa juga dengan cara-cara ala seleb, bisa juga dengan topik kita hari ini 'upload foto' ke media sosial. Trus kenapa kamu yang sewot Rahma? kalau dibilang sewot yah nggak juga yaah scara kerjaan saya lumayan banyak ketimbang harus sewot-sewotan dengan urusan foto, uhmm begini, yang saya lakukan ini adalah cara saya untuk beramar ma'ruf nahi mungkar *maaf yaa bahasanya jadi berat gini* hehe. Intinya mari saling mengingatkan :)
Saya nggak ngerti apa maksud dan tujuan dari teman-teman *ikhwa dan akhwat* memajang foto di fesbuk. Awalnya saya coba berpkiran positif, ah biar nggak salah orang kali ya. Tapi koq fotonya sampe puluhan bahkan ratusan gitu. Macam-macam pula, dari foto ayam dipekarangan sampe foto- foto luar negeri sana yang sedang bersalju. Apapun tujuannya, semoga gak ada yang mengarah pada keinginan pamer. Mental pamer itu berbahaya, apalagi sampe terekspos ke media sosial. Mental pamer secara nggak langsung menjatuhkan seseorang pada dua masalah besar *Riya'&sombong* artinya silahkan tanya ke om gogel.
Seperti yang saya bilang di awal, keinginan untuk dikenal ini adalah naluri alami, saya juga memilikinya. Alhamdulillah, keinginan untuk narsis-narsis terkikis dengan kesadaran diri, dari sisi prestasi saya enggak banget, dari sisi fisik juga jauh api dari panggang*eh kamu rahma tampang pas-pasan aja mau narsis-narsis* Artinya, ujian untuk narsis ini sebagian banyak menimpa mereka dengan tampang oke, prestasi gemilang, dan memiliki hal-hal baik lainnya. I mean ingin di kenal itu ujian. Ujian paling ringan berkenaan dengan foto adalah bisa menyebabkan orang lain terganggu hatinya karena nggak bisa menjaga pandangan. *sapa yang suruh lihat coba* saya yakin untuk ikhwa dan akhwat tidak akan mengeluarkan kata-kata ini. Jadi begini saudaraku fillah, jangan sampai apa yang kita lakukan menjadi ujian untuk orang lain, untuk saya. hehehe. Kita patur kuatir, jangan sampai foto yang kita pajang di media sosial menyebabkan orang lain tidak bisa menjaga pandangan :)
Kalau mau menengok generasi terdahulu maka betapa memalukannya kita dengan keinginan kita untuk di kenal. Saya pernah pernah mendengar kisah tentang seseorang yang tidak terkenal lagi tidak terpandang, kampung tempat ia tinggal dilanda kekeringan panjang, berbagai upaya telah dilakukan, do'a bareng-bareng pun sudah di upayakan, namun Allah belum juga berkenan menurunkan hujan. Sampai pada suatu malam, ditengah malam buta, hadirlah seorang laki-laki yang tidak dikenal, dia bermunajat pada Rabb nya dengan segenap harap, dan tahu apa yang terjadi kemudian, belumlah ia berdiri dari munajat panjangnya, tahu-tahu hujan deras sudah mengguyur bumi. Yang menajubkan dari kisah ini, si dia yang berdo'a itu tidak dikenali. Masyaallah. enggak tekenal di bumi, tapi jadi seleb di antara penghuni langit. keren.
Balik lagi ke foto-foto *ikhwa dan akhwat* yang mejeng di fesbuk, saya nggak mau su'udzon kalau niat mereka untuk pamer atau apalah namanya. Sebelum mengupload foto, pertimbangkan ini.
Jadi kisahnya, wiken kemarin saya seperti dapat ilham untuk mengurangi keinginan mengintip-ngintip fesbuk, alasannya sederhana saja sih saya jadi tambah kepo, mulut saya juga susah di tahan untuk tidak berkomentar padahal maksud hati mau nyari-nyari bacaan bermanfaat ini malah kepoin orang. hahaha *penyakit* saya harus bilang kalau keputusan kamu *haps* untuk ninggalin fesbuk sudah sangat benar, sampe hari ini, saya belum bisa kayak kamu, saya masih berharap bisa mengais pahala dari akun fesbuk saya, mungkin keponya aja kali yang dikurangin. :p
Postingan kali ini mau bahas foto-foto yang ada di fesbuk *ronarona gila urusannya mulai kebaca kan* :D
Wikend kemarin itu saya melihat banyak-banyak foto narsis di fesbuk. Sebelum kita jauh melangkah, postingan ini khusus untuk mereka yang berlebel ikhwa dan akhwat. Jelas ya, yang kita bicarakan ini adalah mereka yang menurut mata-mata kita bisa dibilang ngerti agama. okeks. *Ikhwa dan akhwat juga manusia* iya tahuu, saya nggak bilang mereka superhero.. :)
Balik ke laptop, tidak bisa dipungkiri bahwa setiap dari kita memiliki naluri untuk di kenal (aka narsis) *begitupun untuk ikhwa dan akhwat* yang membedakan hanya porsinya saja. Kebutuhan untuk dikenal itu penting tapi secukupnya saja, sederhananya seperti kebutuhan kita pada nasi, setiap kita yang ngaku orang indonesia pasti butuh nasi kan, hanya porsinya saja yang beda-beda, ada yang sudah terpuaskan dengan sesendok nasi, namun ada juga yang masih minta tambah padahal nasi sebakul sudah lewat.. haha. Walaupun nasi sangat kita butuhkan tapi kalau sudah berlebihan bisa bikin eneg juga, akibat paling fatalnya itu bisa membuat teman makan kita ikutan muntah. :D Saya kalau makan biasanya minta nasinya sedikit tapi lauknya dibanyakin.. :D *Rakus lu*
Nah begitu juga dengan keinginan untuk di kenal, kalau sudah berlebihan malah membuat orang eneg. Keinginan untuk dikenal ini bisa ditempuh dengan banyak jalan, bisa dengan menulis, bisa juga dengan cara-cara ala seleb, bisa juga dengan topik kita hari ini 'upload foto' ke media sosial. Trus kenapa kamu yang sewot Rahma? kalau dibilang sewot yah nggak juga yaah scara kerjaan saya lumayan banyak ketimbang harus sewot-sewotan dengan urusan foto, uhmm begini, yang saya lakukan ini adalah cara saya untuk beramar ma'ruf nahi mungkar *maaf yaa bahasanya jadi berat gini* hehe. Intinya mari saling mengingatkan :)
Saya nggak ngerti apa maksud dan tujuan dari teman-teman *ikhwa dan akhwat* memajang foto di fesbuk. Awalnya saya coba berpkiran positif, ah biar nggak salah orang kali ya. Tapi koq fotonya sampe puluhan bahkan ratusan gitu. Macam-macam pula, dari foto ayam dipekarangan sampe foto- foto luar negeri sana yang sedang bersalju. Apapun tujuannya, semoga gak ada yang mengarah pada keinginan pamer. Mental pamer itu berbahaya, apalagi sampe terekspos ke media sosial. Mental pamer secara nggak langsung menjatuhkan seseorang pada dua masalah besar *Riya'&sombong* artinya silahkan tanya ke om gogel.
Seperti yang saya bilang di awal, keinginan untuk dikenal ini adalah naluri alami, saya juga memilikinya. Alhamdulillah, keinginan untuk narsis-narsis terkikis dengan kesadaran diri, dari sisi prestasi saya enggak banget, dari sisi fisik juga jauh api dari panggang*eh kamu rahma tampang pas-pasan aja mau narsis-narsis* Artinya, ujian untuk narsis ini sebagian banyak menimpa mereka dengan tampang oke, prestasi gemilang, dan memiliki hal-hal baik lainnya. I mean ingin di kenal itu ujian. Ujian paling ringan berkenaan dengan foto adalah bisa menyebabkan orang lain terganggu hatinya karena nggak bisa menjaga pandangan. *sapa yang suruh lihat coba* saya yakin untuk ikhwa dan akhwat tidak akan mengeluarkan kata-kata ini. Jadi begini saudaraku fillah, jangan sampai apa yang kita lakukan menjadi ujian untuk orang lain, untuk saya. hehehe. Kita patur kuatir, jangan sampai foto yang kita pajang di media sosial menyebabkan orang lain tidak bisa menjaga pandangan :)
Kalau mau menengok generasi terdahulu maka betapa memalukannya kita dengan keinginan kita untuk di kenal. Saya pernah pernah mendengar kisah tentang seseorang yang tidak terkenal lagi tidak terpandang, kampung tempat ia tinggal dilanda kekeringan panjang, berbagai upaya telah dilakukan, do'a bareng-bareng pun sudah di upayakan, namun Allah belum juga berkenan menurunkan hujan. Sampai pada suatu malam, ditengah malam buta, hadirlah seorang laki-laki yang tidak dikenal, dia bermunajat pada Rabb nya dengan segenap harap, dan tahu apa yang terjadi kemudian, belumlah ia berdiri dari munajat panjangnya, tahu-tahu hujan deras sudah mengguyur bumi. Yang menajubkan dari kisah ini, si dia yang berdo'a itu tidak dikenali. Masyaallah. enggak tekenal di bumi, tapi jadi seleb di antara penghuni langit. keren.
Balik lagi ke foto-foto *ikhwa dan akhwat* yang mejeng di fesbuk, saya nggak mau su'udzon kalau niat mereka untuk pamer atau apalah namanya. Sebelum mengupload foto, pertimbangkan ini.
1. Untuk seorang muslim dan muslimah yang berteman
di dunia maya harus memegang asas saling melindungi, terutama yang mukanya manis unyu-unyu. Maksudnya begini, kita saling menjaga agar pandangan kita
yang susah dijaga ini tidak semakin dipermudah memandang sesuatu yang di larang. Ini bukan cuma masalah rupawan, tampan,
cantik, menarik dan kurang menarik namun ini berangkat dari keimanan untuk
menjaga kesucian diri, kesucian hati, mata dan hati erat kaitannya, konon
katanya dari mata turun ke hati :)
Menundukan pandangan untuk laki-laki dan
perempuan beriman telah jelas perintahnya dalam Al-Qur'an dan juga hadits
Rasulullah.
2. Bagi yang hendak memasang foto di dunia maya
dkk, sebelum di upload, coba tanya diri kita, apa gerangan maksud
dan tujuan serta harapan memajang foto, ingin di kenal? agar lebih mudah
berkomunikasi? siapa tahu ada yang berminat ? untuk seru-seruan? untuk
kenang-kenangan? narsis? untuk pamer?
Pertanyaan selanjutnya: Katakanlah, ingin di kenal, kalau sudah terdektesi mending nggak usah di upload deh. Jatuhnya malah terkesan mau pamer. Trus, bagaimana kalau ada lawan jenis yang
terfitnah(terkotori hatinya) dengan foto yang kita pajang? jika ada, bukankah
kita telah menyebabkan orang lain sakit (baca:berdosa ). Singkat kata, singkat cerita, penyebab terjadinya kemaksiatan masuk dalam
kategori maksiat juga.
Semoga kita tidak meremehkan perkara ini. mengingat bahwa
hati yang terkotori awal mulanya adalah karena mata yang tak terjaga, dan siapa
yang bisa menjamin dosa yang dimulai dari mata ini tak merambah ke
dosa-dosa yang lainnya.
3. Maaf sebelumnya, sebenarnya nggak enak untuk
mengatakan ini, tapi saya bingung bagaimana menyampaikannya dengan cara terbaik
agar tidak ada yang tersinggung. Jadi begini , konon katanya laki-laki itu
pandai berimajinasi (semoga bisa dimengerti). Untuk para perempuan, bisa saya pastikan diri-diri kita ini tak rela menjadi
korban pandangan dari laki-laki yang lemah imannya dengan sembarangan
mengumbar pandangannya. Jadi pertimbangkan matang-matang, pikirkan dalam-dalam, saat ada niatan untuk
memajang foto.
4. Katanya teknologi sekarang ada yang bisa membuat seseorang yang tadinya aberpakaian lengkap menjadi nggak pake apa-apa. Ini kejahatan! kita nggak mau kan jadi korban :)
4. Katanya teknologi sekarang ada yang bisa membuat seseorang yang tadinya aberpakaian lengkap menjadi nggak pake apa-apa. Ini kejahatan! kita nggak mau kan jadi korban :)
Yang terakhir, semoga kita bisa menolong diri kita dan teman kita untuk mengamalkan hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda 'Pandangan adalah salah satu anak panah beracun, diantara anak panah iblis.
Semoga Allah melaknatinya. Barang siapa yang meninggalkannya karena takut
kepada Allah maka ia telah diberi Allah keimanan yang mendapatkan kelezatannya
didalam hatinya.' (Al Hadits riwayat Imam Al Hakim)
Sekian, Happy monday...
16 Desember 2013 (Repost catatan tahun lalu)
Judulnya terinspirasi dari postingan kak jihan davincka :) *nyontekmodeon* :D
16 Desember 2013 (Repost catatan tahun lalu)
Judulnya terinspirasi dari postingan kak jihan davincka :) *nyontekmodeon* :D
8 comments
brarti kalo di fb tersebut fotonya banyak /sampai ribuan
ReplyDeleteanaknya itu exis
hahaha
Happy blogging
Ikut menyimak sob.
ReplyDeleteTerima kasih sudah diingatkan :)
sama2
Delete:)
wih berasa ketimpuk nih :) sip!
ReplyDeletesemoga bermanfaat ya
DeleteWah memang kadang yang terlihat sepele itu yang sering kita lupakan.. makasih udah mengingatkan..
ReplyDeletesama2 uzay..
DeleteWah, seperti diingatkan kembali :)
ReplyDelete