Dzulhijjah: Cerita di atas keyakinan
11:30:00 AM
Bismillahirrahmanirrahim. Ini hari ke tiga di bulan dzulhijjah, siang nanti
saya ada rencana ke dokter, ini keputusan yang agak terlambat padahal sudah
tiga hari ini saya meriang hebat. Saya baru tahu kalau meriang itu bisa
mengundang rindu, hehe, saya jadi sering rindu akhir-akhir ini, efek yang paling
terasa dari rindu ya itu saya jadi sedikit lebay bawaannya ingin tidur terus.
Sambil menunggu-nunggu waktu ke dokter, saya
membuat catatan ini, ini adalah hasil bacaaan tiga harian ini, cerita keluarga
Nabi Ibrahim menjadi teman yang sangat baik dan yang paling penting berhasil
membuat saya menyeka air mata. Keren sekali keluarga Nabi Ibrahim itu!!
Saya memulai cerita ini ini dari kisah perjuangan
seorang pemuda bernama Ibrahim yang sudah berikrar bahwa sesembahan yang haq
itu hanya Allah saja setelah ia melewati pencarian yang panjang. Ia memang pemuda
yang berhati lembut dan penyayang, kebenaran yang sampai padanya ia jelaskan
dengan penuh kelembutan pada ayahnya, namun kelembutan dakwahnya ditolak
mentah-mentah, tak hanya itu, ia terancam pembunuhan dan perajaman dari
kaumnya.
Penolakan kasar dari kaumnya tak lantas
mengurangi keyakinannya, Panas bara apipun
ia lewati dengan langkah yang yang mantap bahwa Allah bersamnya. Dan alangkah cukup
keyakinan itu baginya
Di bagian yang lain, kisah keyakinan Nabi Ibrahim
kembali membuat saya kehabisan kata-kata, saya membayangkan bagaimana pergulatan
batin yang harus ia alami saat Allah memerintahkannya untuk membawa anaknya
bersama ibunya dan meninggalkan mereka di suatu lembah yang tidak memiliki
tanaman dan air. Demikianlah perintah tersebut tanpa ada keterangan yang lain. Dengan
hati bergemuruh ia berjalan di tengah-tengah tanah yang penuh dengan tanaman,
melewati gurun dan gunung-gunung. Kemudian beliau memasuki tanah Arab. Ia
menuju ke suatu lembah yang di dalamnya tidak ada tanaman, tidak ada
buah-buahan, tidak ada pepohonan, tidak ada makanan dan tidak ada air. Lembah
itu kosong dari tanda-tanda kehidupan. Ia sampai ke lembah Lalu beliau
menurunkan isterinya dan anaknya lalu meninggalkan mereka di sana.
Ketika beliau mulai meninggalkan mereka dan
berjalan, tiba-tiba isterinya segera menyusulnya dan berkata kepadanya:
"Wahai Ibrahim, ke mana engkau pergi? Mengapa engkau meninggalkan kami di
lembah ini, padahal di dalamnya tidak terdapat sesuatu pun." Ibarahim
hanya diam saja dan terus meneruskan langkah tanpa menoleh pada istrinya yang
terus mengulang tanya yang sama. Ia terus melangkah menjauh.
“Apakah ini perintah Allah?” tanya istrinya
kemudian.
“Ya.” jawabnya pada akhirnya.
Baiklah guman hajar ‘Allah tidak mungkin
menyia-nyiakan iman dan amal siapa yang berserah diri padaNya’
Kemudian, ujian lain berupa mimpi mendatangi Ibrahim.
Kali ini bukan hanya meninggalkan, ia harus mengakhiri hidup buah hati yang telah dinantinya selama berpuluh tahun dengan
segenap harap dalam setiap sembah sujudnya. Keyakinannya yang mantap tak lantas
menghapus rasa kasih sayang dalam hatinya, ayah mana yang mampu mengalirkan
darah dari leher anak yang dikasihinya, ayah mana yang rela mengakhiri hidup
anak yang telah dinantinya dengan kesabaran yang selalu dikuatkan. Kegundahan
hati sang ayah rupanya terbaca oleh ismail kecil, dengan lisannya ia meyakinkan ayahnya untuk melakukan perintah Rabbnya “Wahai ayahku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar."
Dengan keyakinan yang mantap akhirnya Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Rabbnya, ia mengarahkan pisau ke leher Ismail dan benarlah
Allah tidak akan menyia-nyiakan keyakinan hamba-Nya, putranya ismail digantikan Allah
dengan hewan sembelihan dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayangan-Nya." (Qs. An-Nisa': 125)
Yakin kemudian bersabarlah!!
Bekasi, 3 Dzulhijjah 1434 H
12 comments
subhannallah.. yakin Allah adalah penolong terbaik.. :)
ReplyDeleteehh buyunkkk.. sbelum hari raya kurban d sunnahkan berpuasaq,,, sbaekx sehari sebelumx atow gmn?
mohon petunjuk
:)
Di sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah di perintahkan ki memang untuk banyak-banyak beramal termaksud perbanyak puasa, yg dikhususkan itu puasa di tanggal 9 dzulhijjah (keutamaannya menghapuskan dosa setahun sebelum dan sesudahnya)..
DeleteMasyaAllah. Jika hati sudah beriman, maka perintah apapun dari Allah, akan dipatuhi. Nabi Ibrahim adalah suatu contoh keimanan dan ketauhidan yang kokoh pada Allah SWT bagi kita, sebagai umat Islam
ReplyDeleteNgaji lagi disini ~ Totalitas keimanan yang luar biasa, suatu ketundukan dengan kesadaran yang mutlak akan penghambaan seorang hamba kepada Rabb-nya
ReplyDelete*cepat sembuh mbak Rahma ^_^
Ya Allah . . . . berilah kasih sayang-Mu kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberi kasih sayang-Mu kepada junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan berkatilah junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberkati junjungan kami Nabi Ibrahim dan keluarganya diantara makhluk makhluk-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.
ReplyDeleteSemoga Mbak Rahma cepat sembuh
Udah sembuh, ini udah bisa lari-lari :D
ReplyDeleteKisah Ibrahim dan Ismail adalah sebuah wujud dari ketaklikan seoarang hamba kepada Alloh. Dengan rasa itulah seharusnya kita melakukan korban.
ReplyDeleteKeyakinan yang dimaksud ini bisa jadi sesuai sabda Allah SWT ya, 'Berdoalah kamu, niscaya akan Ku-kabulkan'. Subhanallah.
ReplyDeleteSubhanallah..
ReplyDeleteterima kasih sudah diingatkan kembali kisah ini mbak rahma... salam kenal..
ujian datang bertubi2., klimaksx disitu.., disuruh menyembelih anakx sendiri...
ReplyDeletedari Mush'ab bin Sa'id, dari Ayahnya, Ia berkata "Wahai Rasulullah manusia manakah yang paling berat ujiannya ? Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam lalu menjawab para Nabi dst.. (Riwayat Tirmidzi)
makanya kenapa ibrahim diberi gelar, bapaknya para nabi....
ReplyDelete^^
ReplyDeleteKalau sekarang meninggalkan istri tanpa sebab dinamakan kurang ajar tuh..