Pada akhirnya...
8:15:00 PM
Semakin sering saya mengingat bapak, maka
keinginan saya untuk menulis semakin kuat. Saya ingin sesegera mungkin menulis
apa yang masih teringat, lalu menyimpannya baik-baik di dalam hati. Saya
tidak tahu harus menamakan apa perasaan ini, hanya memejamkan mata sebentar,
maka kenangan bersama bapak akan tertuang begitu saja. Dalam daftar do'a yang
sering saya ulang-ulang, saya selalu meminta pada Pemilik Semesta ini agar
perasaan saya pada bapak tetap begini, tak berkurang seiring waktu, tetap mengingat bapak
dalam do'a dan keinginan untuk menjadi amalan yang tidak terputus untuk bapak
tidak pernah putus-putus selamanya.
Semakin mengerahkan ingatan untuk mengingat
bapak, maka perasaan saya semakin sendu, bagaimana tidak, saya mendapati betapa
berat tanggung jawab seorang bapak pada keluarganya, pengorbannanya tak
main-main, bahkan pada sebagian hidupnya, banyak keinginannya yang ia belakangi
demi anak-anaknya. Semakin jauh saya mengenang bapak, maka saya semakin
menyadari bahwa cintaku yang mendalam untuk bapak tidaklah seberapa,
kesungguhan cinta bapak melampaui jauh rasa cintaku.
300913-Malam ini, saya kembali membuka berkas-berkas
pengobatan bapak selama di dharmais, sebelumnya saya harus mengumpulkan banyak
keberanian untuk membuka tas warna biru tempat seluruh data-data pengobatan
bapak. Jika selama ini, apilah yang membuat saya trauma, maka sekarang, harus
saya mengakui bahwa Rumah sakit Dharmais itu berhasil dengan sukses membuat
saya takut. Saya tidak tahu apakah ini bisa dibilang trauma, yang saya tahu, saya
hanya ingin melupakan semua apa yang terjadi di sana tapi otak saya menolak
setengah mati, saya ingin melupakan Rumah sakit itu tapi disana ada banyak
momen-momen yang selamanya tidak ingin saya lupakan. Maka, sudah saya
putuskan, untuk membiarkan kenangan ini hidup dalam hati saya, asal bapak
juga ada di sana.
Jika mengulang kembali cerita proses pengobatan
bapak, rasa syukur hadir begitu saja, betapa Allah mengatur segalanya dengan
baik untuk bapak. Alhamdulillah.
160213- Sepulang umrah, saya dan bapak langsung
mendatangi Rumah sakit. Kekuatiran saya pada penyakit bapak semakin
menjadi-jadi karena bapak sempat pendarahan hebat dalam perjalanan dari tanah
suci. Saya berharap itu hanyalah mimisan biasa, tapi harapan ini ditolak oleh hati saya sendiri. Awal kali mengetahui bahwa kemungkina
bapak tekena kanker, saya terdiam lama sekali di sudut Rumah sakit, suasana
menjadi sunyi seketika, rasa-rasanya di lorong rumah sakit itu hanya ada saya
dan bapak. Saya sangat takut pada apa yang akan bapak hadapi di depan sana.
Dokter mengatakan bahwa bapak harus menjalani beberapa kali kemotherapi dan
tiga puluh kali penyinaran. Hari itu saya memegang tangan bapak erat-erat, saya
bingung apa yang harus saya katakan pada bapak. Kanker terdengar sangat
mengerikan.
180213-Setelah beberapa kali melakukan pemeriksaan darah dan CT
scan tahap selanjutnya dari pengobatan bapak adalah biopsy untuk memastikan sel
kanker yang ada dalam tubuh bapak. Sampai pada tahap ini, harapan saya bahwa
itu bukanlah kanker masih ada, semua menjadi terang saat hasil biopsii keluar,
bapak di vonis terkena kanker nasofaring. Untuk pengobatan selanjutnya, bapak
di rujuk ke Rumah sakit Dharmais. Hari itu Saya dan bapak meninggalkan rumah
sakit awal bross sambil berpegangan tangan, saya memegang tangan bapak dengan
sangat erat, bapak tetaplah semangat, insyaallah bapak pasti sembuh. Sebelum
meninggalkan rumah sakit, bapak berjalan mendekati air mancur yang ada di dekat
gerbang RS. Kata bapak, air mancurnya canggih. Saya tersenyum, laki-laki ini
sungguh sederhana. Bapak, saya mencintaimu sepanjang waktu. I love you
full..full
280213- Hari ini adalah jadwal pemeriksaan
pertama bapak di rumah sakit dharmais. Saya deg-degan tingkat dewa awal kali
menginjakan kaki di rumah sakit ini. Pemandangan di lobi Rumah sakit juga
terkesan sangat horror, orang-orang yang saya jumpai di sana, sakitnya sudah
kelas berat tapi semangat hidupnya membuat saya malu. Mereka sudah sakit begitu
tapi masih saja berharap dengan sangat sungguh-sungguh untuk bisa sembuh. Saya sempat
melihat beberapa pasien kanker nasofaring, hampir seluruhnya sudah mengalami
pembengkakan kalenjer diarea leher, alhamdulillah, bapak belum sampai di titik
itu.
Kali ini ada kak ira yang menemani, setelah
proses adminastrasi selesai, kami langsung menuju poli THT, pemeriksaan pada
hidung bapak lebih detail lagi, semakin terang lagi, apa yang diderita bapak. setelah pemeriksaan selesai, kami diminta
untuk melakukan beberapa tes lain untuk menentukan stadium kanker.
010313- Pemeriksaan demi pemeriksaan bapak lewati,
semua bagian-bagian tubuh bapak diperiksa, jantung, ginjal, hati, tulang, gigi,
dan darah, tak ada yang terluput. Bapak terlihat sangat bersemangat, saya tahu
harapan beliau untuk bisa sembuh sangatlah besar, harapan saya tak kalah besar,
melihat bapak hanya bernapas pakai mulut rasanya pastilah menyiksa, belum lagi,
cairan tidak juga berhenti keluar dari hidung bapak sungguh membuat bapak kerepotan.
Tahap selanjutnya dari pengobatan bapak adalah ke dokter penyakit dalam yang juga ahli kemotherapi, hari ini adalah penentuan
sudah sejauh apa kanker yang bapak derita. Setelah data-data bapak diperiksa,
akhirnya keluarlah hasil bahwa kanker bapak sudah melangkah stadium tiga, bapak
tidak bisa menerima tindakan kemotherapi karena ginjal bapak bermasalah.
Mendengar penjelasan dokter saya kembali takut, bagaiman harus menjelaskan semua ini pada bapak, beliau belum
tahu apa yang di alaminya.
150313- Hari ini, saya dan bapak ada di bagian
pemeriksaan jantung, setelah mengantri cukup lama, akhirnya tibalah giliran
bapak. Saya dan bapak menunggu dengan harap-harap cemas, dalam proses penantian
jawaban, tiba-tiba saja bapak memintaa ke toilet, karena sedang menunggu hasil,
saya hanya menunjukan lokasi toilet pada bapak, kemudian saya kembali menunggu
hasil pemeriksaan. Perasaan saya mulai tidak enak saat bapak tidak juga
kembali, saya bingung antara menunggu hasil atau mencari bapak. Ya Allah…ada
apa dengan bapak. Saya berlari mencari bapak ditoilet dan saya mendapati bapak
kebingungan menyalakan keran air sedang darah mengalir deras dari mulut beliau,
bapak bolak-balik kebingungan dalam toilet, melihat ini air mata saya menetes,
saya menunggu sampai di toilet itu hanya ada bapak kemudian saya menghampiri
bapak dengan mata yang sudah basah. Saya membersihkan darah yang tumpah dari
mulut bapak ‘bapak bagian mana yang sakit pak’ Bapak hanya menggeleng, kata
beliau tidak ada yang sakit. Saya keluar dari toilet itu dengan mata yang sudah
basah kuyup, saya menggenggam tangan bapak erat-erat, bapak sabar ya, sakit ini insyaallah dapat menggurkan dosa, bapak menerima janji ini.
200313- Jadwal penyinaran untuk bapak telah
ditentukan. Insyaallah, tanggal 1 April.
250313- Hari ini bapak di rujuk ke Rumah sakit
siloam Jakarta ditemani kak Ira, dalam perjalanan, bapak bertemu banyak orang
dengan sakit serupa, bapak tampak lebih bersemangat kata kak Ira. Saya senang
mendengar hal ini.
Pekan-pekan mananti proses penyinaran begitu mendebarkan sekaligus
membahagiakan, sebentar lagi bapak akan sembuh, insyaallah. Namun, mendekati
hari penyinaran, bapak semakin sering cegukan, kondisi bapak juga menjadi tidak
baik, bapak seperti kehilangan semangat setelah ada pernyataan bahwa penyinaran
saja tidak akan maksimal tanpa kemotherapi. Saya terus berusaha meyakinkan
bapak.
300313- Bapak memutuskan untuk kembali ke kampung,
mendengar keputusan ini, saya menangis memohon pada bapak untuk terus
melanjutkan pengobatan, namun bapak tidak juga berubah pikiran. Kakak saya coba
meyakinkan saya, bahwa keputusan bapak untuk pulang sudah tepat, di kampung
bapak bisa mencoba pengobatan herbal, saya benar-benar tidak bisa menerima
keputusan ini, lalu perjuangan yang kemarin-kemarin itu apa maksudnya?
010413- Bapak kembali ke kampung, saya menatap
wajah bapak dengan haru. Ya Allah yakinkan saya bahwa ini adalah keputusan
terbaik untuk bapak.
050613-150613- Saya menyusul bapak ke kampung,
bapak semakin kurus saja. Hari-hari kepulangan saya kali ini menjadi sangat
manis walau dengan kondisi yang tidak baik. Saya dan bapak sering melewatkan
malam sampai lewat tengah malam saat bapak cegukan, saya diam-diam terharu saat
bapak meminta saya untuk memijat punggung dan kakinya. Jika pagi datang, bapak
akan bertanya dzikir apa yang bagus dibaca, kemudian kami sama-sama akan
menunggu matahari meninggi lalu berjemur, saat sore menjelang, bapak akan
mengulangi pertanyaan yang sama tentang dzikir yang harus dibaca, setelahnya,
bapak kadang akan minta dibonceng keliling-keliling kampung. Dalam kondisi
sakit begini, bapak masih saja perhatian, pernah suatu sore saya ingin memanjat
jambu, tahu-tahu bapak sudah ada disamping saya dengan tangga. Kata beliau,
dengan tangga lebih mudah mengambil jambu.
Cuti selesai, saya harus kembali ke Ibu kota,
di hari kepulangan saya ini, bapak sudah bersiap ingin mengantar saya ke
bandara tapi tidak jadi karena takut kelelahan, cepat sembuh bapak, saya pergi
hanya sebentar saja
310713- Saya pulang kampung lagi, kali ini dalam
rangka libur lebaran. Ibu mengatakan bahwa bapak selalu menanyakan kapan saya
akan pulang, sesampai di Rumah, saya langsung mencium tangan bapak, bapak
seperti biasa selalu menyambut kedatanganku. Benar saja, pertemuan kami menjadi
semacam obat. Bapak terlihat lebih bersemangat.
Dibandingakan kondisi bapak di pertemuan kami sebulan lalu, kondisi bapak yang sekarang ini semakin tidak baik, bapak jadi
lebih ringkih, untuk berjalan pun bapak harus dipapah, tapi bapak masih
mengenali saya dengan baik, kami juga masih bisa mengobrol banyak hal.
080713- Hari ini, bapak lain dari biasanya, biasanya bapak kalau kesakitan
akan memilih berbaring, kali ini bapak mecoba berjalan tidak tentu arah dan
dengan mudah sekali terjatuh, saya coba menenangkan diri dengan berwudhu untuk sholat
dzuhur, namun kondisi bapak tidak juga membaik, bapak berbaring di ruang tengah
dengan terus-terus mengucapkan sesuatu yang tidak kami pahami. Saya sangat ketakutan, saya mendekati kepala bapak, dan mengajak bapak untuk berdzikir tapi
bapak menolak, saya mengajak bapak untuk sholat tapi bapak juga menolak. Ya
Allah, tetapkanlah keimanan bapak. Tak lama kemudian, bapak teringat untuk sholat, sholat ini kemudian menjadi
obat untuk beliau, tinggal tunjukan sajadah saat bapak kesakitan maka secara otomatis
bapak akan duduk dengan tenang.
120813-Tiket sudah ditangan, setelah meyakinkan bapak untuk berobat, akhinya
bapak setuju untuk ke Makassar tanggal 14 nanti. Hari ini saya berangkat lebih
awal ke Makassar. Karena tiket pesawat lansung dari kampung sedang habis. maka saya ke makassar dengan menggunakan kapal cepat ke bau-bau, kemudian dari
bau-bau saya lanjut ke kendari menggunakan kapal cepat lain, dan kendari saya
akan naik pesawat ke Makassar.
130813-Saya mendatangi Rumah sakit wahidin, awal bross dan Siloam yang ada
di Makassar, sebelum bapak sampai tanggal 14 nanti, Rumah sakit dan tempat
tinggal harus sudah ditentukan. Ba’da dzuhur handphone saya bergetar, telpon
dari bapak. Nada suara beliau seperti dikuat-kuatkan, bapak mengatakan bahwa
beliau tidak jadi ke Makkasar, mendengar pernyataan ini, air mata saya tumpah-tumpah di parkiran Rumah sakit siloam Makassar, saya merasa
dikhianati nasib, saya merasa apa yang saya lakukan sia-sia saja tapi saya juga
tidak bisa memaksa bapak. Ya Allah..
Dan, Subhanallah, anggapan saya bahwa semua sia-sia dijawab dengan kontan oleh Allah, hari itu juga, pikiran saya terbuka
selebar-lebarnya saat mendengar cerita seorang senior yang bekerja di bidang
kesehatan. Kata beliau untuk umur 70 tahun ke atas menurut dunia medis, angka
peluang hidupnya berada di bawah nilai 50%, hal ini tidak membelakangi
ketetapan Allah, hanya saja itu bisa kita jadikan pertimbangan, keputusan bapak
untuk tidak kemotherapi dan penyinaran bagi beliau sudah sangat tepat. Mendengar penjelasan ini, saya menunduk lama
sekali. Betapa Allah telah mengatur segalanya dengan baik oleh Allah. Saya pelan-pelan menerima keputusan bapak.
100913- Sebulan lebih tiga hari dari hari itu bapak menghembuskan nafas terakhir,
dalam kesedihan yang mendalam, di sisi lain, saya juga sangat bersyukur, karena bapak tidak harus
melewati rangkaian kemotherapi dan penyinaran. Saya bersyukur bahwa bapak tidak
melewati rasa sakit saat kalenjer di sekitar leher yang sudah membengkak, saya
sangat bersyukur karena sebelum keputusan kanker itu terang, Allah masih
berkenan memperjalankan bapak ke Tanah suci. Saya amat bersyukur karena bapak dimudahkan untuk meningat Allah hingga ruh terlepas dari jasad bapak.
Pada akhirnya, saya menyesali segala ketidaksabaran dalam menanti hikmah dari proses pengobatan yang bapak lewati, mengembalikan segala urusan pada Allah adalah pilihan terbaik bagi seorang hamba dalam menjalani kehidupan. "Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat
buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak
mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:216)
Ya Allah bimbinglah hatiku ini agar selalu ridho pada setiap ketetapan-Mu, Berikanlah
tempat terbaik untuk bapak hamba, maafkan kesalahan-kesalahan beliau,
muliakanlah beliau, jadikanlah kubur beliau taman-taman syurga yang
menenangkan. Aamiin.
4 comments
Setuju bahwa dalam setiap perpisahan itu selalu ada luka dan kenangan pahit yang mesti dirasakan. Kenangan yang mau tak mau akan selalu teringat. Bukan untuk menyiksa diri tapi dalam kenangan pahit itu selalu ada bagian manis yang terlalu indah jika dilupakan.
ReplyDeleteSemoga doanya terkabul, aamiin
SABAR YA UKHT, perpisahan terindah adalah perpisahan yang akan meninggalkan kesan terindah. kelak semoga tetap dipertemukan dalam Jannah-NYA Aamiin.
ReplyDeletesaya jga pernah merasakan begtu sedihnya saat alm. bapak saya meninggal .. saat itu kami malah kehilangan harta berharga karna kami masih kecil2 belum ada yang bisa mencari nafkah. Tapi justru kita berjalan dengan mengambil ibroh disetiap kejadian.
iya musti sabar :)
Deleteaamiin, mbak.. bapak mbak Rahma pasti meninggal dalam kondisi tenang dan khusnul khotimah. Alhamdulillah, mbak Rahma diberi kesempatan bersama Bapak pada saat detik-detik terakhir...
ReplyDeletedan tentu saja, kita belum mengetahui apa-apa yang terbaik untuk diri. Hal yang baik menurut manusia belum tentu baik di sisi Allah ;)