Persiapan working mom saat memutuskan menjadi full time mom
11:45:00 AM
Jauh
sebelum hamil Ruwaifi dan menikah, saya sudah bercita-cita jika nanti
tidak bekerja kantoran lagi, saya harus tetap aktif alias tetap ingin
menyandang status working mom, work at home mom, atau minimal tetap
aktif lari-lari pagi dan nggak harus terkekang oleh kerjaan rumah yang
lama kelamaan bisa menguras kewarasan jiwa. :)
Pengalaman
dari ngobrol dengan beberapa teman yang stay at home, kebanyakan para
ibu muda haus 'me time'. Karena kesibukan dengan urusan rumah tangga
jadilah untuk mengurus diri saja berasa nggak sempat, belum lagi kerjaan
rumah tangga yang menjelma drama berseri yang nggak tamat-tamat. Hal
ini sempat membuat saya takut, saya sanggup nggak yah, hehe. Syukurnya,
di masa sekarang, lewat media sosial kita bisa dengan mudahnya belajar
dari pengalaman orang lain yang sudah melewati fase yang kita takutkan.
Dan
jangan lupa untuk berguru pada orang tua kita, dan saudara-saudara
dekat kita, intinya banyak belajar bagaimana tetap bahagia dengan
pilihan-pilihan kita, baik itu menjadi working mom, full time mom, atau
work at home mom.
Insyaallah
akhir tahun nanti, saya akan meninggalkan dunia kerja yang sudah saya
tekuni lebih lima tahun ini, dan dari sekarang saya sudah membuat
ancang-ancang apa yang akan saya lakukan nanti jika tidak lagi bekerja
di kantor, eh sangking semangatnya saya, saya sampai beli mesin jahit
loh, haha, rencananya mau belajar menjahit buat bekal nanti, tapi
sekarang mesin jahitnya udah di anggurin. haha.
Ada
beberapa hal yang sudah dan akan saya siapkan untuk menjaga
'kebahagian' saat memutuskan untuk bekerja di rumah, yang pastinya
tantangannya akan beda saat masih bekerja di luar rumah.
Mengatur waktu sebaik mungkin.
Kedengarannya
agak klise ya, tapi jujur saja gara-gara nggak bisa ngatur waktu banyak
hal yang saya lewatkan setiap harinya. Mengatur waktu sama seperti
kebiasaan lainnya, butuh pembiasaan. Maka pilihan yang paling bijak
adalah bersiap dari sekarang sebelum tantangan bekerja di rumah
memanggil-manggil.
Salah
satu persiapan saya adalah membiasakan diri bangun sepagi mungkin,
sebelum subuh saya sudah beraktifitas. Dari hasil berguru pada teman
sekantor, sebagian besar dari para working mom, bangun dini hari, ada
yang jam 3, ada juga yang jam 2, tanpa asisten rumah tangga pula. Kakak
saya yang beranak lima pun demikian, tanpa asisten rumah tangga semua
bisa di lakoni, bangun sepagi mungkin, nyuci, beberes, masak, setelah
itu jadi supir untuk anak-anaknya, kadang jadi wasit juga saat para
bocah berkelahi.
Di
hari sabtu dan ahad, saya sisihkan waktu dua jam setelah shubuh di pagi
hari untuk lari atau jalan pagi, sarapan di hari ini sengaja di luar
rumah. Nanti kalau punya bayi lagi, salah satu cita-cita saya adalah
membiasakannya berolahraga sejak masih orok, hehe :)
Jam
tidur? saya tidur paling lambat jam 10 malam, keseringan habis isya
kalau nggak ada kerjaan, pokoknya jangan begadang kalau tak ada gunanya
kata bang Rhoma. ;)
Saya
yakin rutinitas saya yang sekarang pasti tidak akan sama saat saya stay
di rumah, dan harus ngelonin anak. Tapi senggaknya dari sekarang sudah
belajar mengatur waktu sebaik mungkin.
Menabung
Menabung
menjadi persiapan saya yang lain. Tabungan ini rencanannya akan saya
gunakan untuk modal atau membeli hal-hal yang akan mendukung kegiatan
saya bekerja di rumah. Saya nabungnya nggak cuma uang, kalau ada rezki
berlebih biasanya saya beli emas, itung-itung bisa di gadaiin kalau lagi
krisis 45.
Jadi mamah aktif dan bergabung di komunitas
Ini
jadi bahan pemikiran serius, dan pastinya harus didukung skill juga.
Mempersiapkan jenis kerjaan akan saya dilakoni di rumah adalah point
paling penting, biar nggak galau berkepanjangan saat dilema awal-awal
adaptasi peralihan kegiatan. Ada beberapa yang sempat kepikiran salah
satunya beli mesin jahit, haha.
Perbanyak menulis dan memperluas pergaulan
Makin
kesini, manfaat menulis makin terasa banget untuk saya, hal ini jadi me
time tersendiri. Apalagi udah kenal blog, dan blog competition yang
saya selalu membuat mata ijo karena hadiahnya. hehe. Menjadi blogger
adalah salah satu hal membahagiakan untuk saya, dari ngeblog juga saya
banyak mendapat teman baru yang hebat-hebat.
Mempelajari rutinitas baru yang akan dihadapi saat bekerja di rumah
Ini
penting banget biar nggak syok. hehe. Harus disadari betul pilihan
untuk stay at home bukanlah pilihan yang mudah, namun tidak juga sehoror
drama para mamah muda di media sosial. Tantangan pasti akan muncul
satu-satu seiring bertambahnya jumlah anak, so persiapkan diri, dalam
jiwa yang
sehat terdapat tubuh yang kuat. Semua harus rapi? nggak harus kok. Prinsip ini kelak akan saya pakai biar nggak setres saat melihat rumah awut-awutan.
Jangan lupa bahagia
Ada
nggak sih orang yang lupa bahagia? nggak lupa kali ya, tapi banyak para
perempuan yang lupa menikmati hidupnya setelah menjadi ibu, seperti
kurang bergaul, tidak menjaga penampilan alhasil jadi jauh lebih tua
dari usia sebenarnya, rambut awut-awutan, pake daster bolong-bolong,
daaan bau tak sedap *ambil cermin*hahaha
Untuk
perempuan, keluar rumah adalah kebahagian tersendiri, ke supermarket
misalnya. Ada banyak cara untuk berbahagia yang kadang dilupakan. So
membuat list apa-apa yang dapat membahagiakan diri adalah salah satu
persiapan yang saya lakukan.
Demikianlah
hal-hal yang sudah dan akan saya persiapkan untuk menyambut peran baru
saya nanti, full time mom (work at home mom).
Pict from here
Thank you :)
0 comments