Kehamilan dan pikiran positif
1:49:00 PM
Bismillah. Ini postingan ke dua tentang masa-masa kehamilan yang saya jalani. Saya harus bilang bahwa hamil itu berjuta rasanya, bahagia pasti, labil juga iya. Hehe
Pekan depan kehamilan saya sudah masuk pekan ke dua puluh, time flies too fast, berasa cepat sekali. Walaupun masih suka galau karena harus jauh dari suami pas hamil, disatu sisi juga saya merasa diburu waktu, bentar lagi mau jadi ibu tapi kesiapan dari berbagai aspek kayak nggak ada. Dari hasil ngobrol-ngobrol dan dengar cerita orang sekitar saya dapat pelajaran bahwa jadi ibu itu proses pembelajaran tanpa henti, dan pikiran positif dalam menjalani proses itu akan sangat membantu.
Iya benar juga, pikiran positif (baca: berprasangka baik) seorang perempuan justru harus dibangun dari masa-masa penantian buah hati.
Jangan ditanya galauanya masa-masa itu, saya alhamdulillah dikasih kesempatan untuk merasakan kegalauan itu, jadi sekarang saat melihat teman-teman yang galau menanti masa-masa kehamilan, saya bisa lebih empati, dan pantang mengucapkan kata-kata “udah santai aja” sebab membangun perasaan santai pas masa-masa itu memang nggak mudah. Mungkin maksud teman kita mengatakan “udah santai saja” lebih ke keinginan untuk menghibur, tapi mencari alternatif kata-kata penghibur yang lain sepertinya lebih menenangkan, biar tidak kedengaran menganggap remeh kegalauan teman-teman kita yang sedang menanti, kan?
Nah, untuk teman-teman yang sedang menanti, tetap berprasangka baik dan berpikiran positif. Kehamilan itu sama dengan takdir-takdr Allah yang lain, kita hanya bisa berusaha, hasilnya Allah yang tentukan. Pengalaman pribadi, saya justru hamil pas lagi sibuk-sibuknya, capek, kondisi saya saat itu benar-benar tidak menunjang untuk hamil jika dicocok-cocokan dengan saran dokter, tapi saat Allah berkehendak maka jadilah. Saran berikutnya adalah melihat sekililing kita dan tidak merasa sebagai yang paling ‘sial” sebab diluar sana banyak yang menanti sampai puluhan tahun. Semangat!
Setelah masa-masa penantian, jika Allah berkenan maka berikutnya fase yang di jalani adalah fase kehamilan. Horaaay.. Alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmus shalihat.
Berpikir positif pada fase ini tidak kalah penting dengan pikiran positif pas masa-masa penantian. Justru pada masa ini tantangannya lebih banyak karena melibatkan janin yang ada dalam perut, belum lagi berbagai saran dari lingkungan yang kadaang jadi terasa mengekang batin dan bikin nelangsa. hehe. Konon pikiran-pikiran ‘nggak enak’ pas hamil bisa memicu baby blues setelah persalinan dan berpengaruh ke janin. Disinilah pentingnya pikiran positif saat menjalani masa kehamilan.
Kekuatiran yang akan sering dialami pas masa-masa ini adalah kekuatiran bagaimana dengan janin yang ada dalam perut. Saya merasakannya pemirsaah, bawaannya jadi parno bin galau, apalagi habis naik motor, dan capek pas pulang kerja. Solusinya, dengan tawakkal yang total kepada Allah, setelah berikhtiar menjaga dengan upaya terbaik, setelahnya serahkan pada Allah.
Kekuatiran lain yang saya rasakan datang dari keluarga dan pantangan-pantangan dari orang tua.
Saya berapa kali naik darah karena point yang ini. Hehehe. Tapi setelah saya pikir-pikir semua itu bermuara pada kekuatiran orang tua pada kita anaknya. Saya yang baru calon ibu aja kuatirnya udah minta ampun sama yang diperut. Cinta ibu memang nggak bisa ditakar-takar ya, sejak dua garis itu terlihat samar, cinta sudah tumbuh subur di hati.
Kekuatiran lain yang barangkali akan muncul adalah berkenaan dengan masalah finansial. Untuk point ini saya sangat terinspirasi dari jawaban yang diberikan Rasulullah kepada ummu salamah saat beliau shallallahu alaihi wa sallam meminang ummu salamah sepeninggal Abu Salamah, saat membicarakan masa depan anak, Rasulullah menasehatkan untuk menyerahkannya kepada Allah yang Maha Memelihara, Mengetahui masa depan, dan Maha Pemberi Rizki.
Dengan Berpikiran positif insyaallah akan membuat kehamilan lebih sehat. Dan Tawakkal adalah penenang paling baik.
Salam bahagia.
2 April 2015
0 comments