PATAH HATI
4:14:00 PM
Kenapa bahas patah hati? Karena Lagi banyak undangan, saya
jadi bernostalgila sama kejadian patah hati beberapa tahun yang lalu, gara-gara undangan. Undangan yang mengabarkan hati yang sedang
berbahagia itu tidak sedikit yang membawa serta pesan patah hati. Saya
pernah mengalaminya, Jangan ditanya hancurnya hati kala itu. Pengalaman
ternyata tak selamanya membuat kapok, padahal pengalaman patah hati
saya sebelum itu sudah lumayan bikin hati gemetar, dari yang kelas ayam
sampai kelas kuda, dari yang syahdunya cukup membalikan badan sambil
ngelap mata sampai yang bikin lemes nggak nafsu makan.
Untuk yang kelas ayam kejadiannya zaman berseragam putih merah, pubernya kecepatan, kala itu kesadaran diri menguasai saya, cem-ceman saya lebih memilih
teman sekelas saya, wajar sih, teman saya itu putih merona, sedang saya
hitam gersang. Patah hatinya hanya sebentar saja. Nah, kasus undangan
kejadiannya pas urusan cinta-cintaan ada dipuncak asmara, mulai mengenal
sunnah menggenapkan separuh agama. Tragedinya adalah saya yang ngefans,
eh teman saya yang dinikahin.. Haha. Demikianlah.. Eh untung saya main
bawah tanah aliass cuma bisa ngepoin dari jauh. Bisa mati berdiri kalau
ketahuan.
Gara-gara kepikiran patah hati tadi saya iseng-iseng nanya gugel adakah obat patah hati dalam islam.
Adaaaaa.. Ya Alloh dulu waktu jaman patah hati saya tidak kepikiran
untuk nanya-nanya gugel. Dulu diobatinnya pake lari-lari keliling
kampus. Dan sayaaa beneran nggak nyangka sahabat Rasulullah juga pernah
mengalami kasus seperti yang saya rasakan, bedanya kalau saya sampai
lemes nggak nafsu makan, sedang beliau, beliau adalah salman al farisi.
Saya belum menemukan kisah yang lebih heroik dalam urusan hati
menandingi kelapangan hati beliau, bayangkan saja, gadis yang mau
dipinang nikahnya malah sama teman yang ngantarin. Tidak berhenti sampai
disitu... ”Allahu Akbar!”, seru Salman, ”Semua mahar dan nafkah yang
kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abu Darda’, dan aku akan menjadi
saksi pernikahan kalian!” *Jadi nama si pengantar adalah Abu darda*
Patah hati kalau kata saya adalah bagian dari ketidaksiapan jiwa menerima kenyataan. Belum siap menerima bahwa jodoh bukan hanya urusan suka sama suka, ada
kuasa Allah disetiap gerak kehidupan, salah satunya adalah lika-liku
jodoh. Dulu patah hati yang saya rasakan jadi akut karena selain labil,
keyakinan bahwa jodoh sudah di atur masih loyo. Hehe. Adalah suatu
kesyukuran saat cinta kita tidak segera bersambut, bisa jadi itu adalah
bentuk penjagaan Allah karena jatuh cinta tidak selalu datang bersamaan
dengan kesiapan untuk menikah, bisa ditebak kan apa yang akan terjadi
jika cinta yang sedang mekar itu bersambut, ditunggangi setan pula...
Virus merah jambu mengancam. Ini hikmah yang kepikiran setelah berlalu
sekian tahun.
Hingga akhirnya, saya sampai pada hari ini, patah
hati yang lalu jadi terasa lucu jika diingat-ingat lagi, aduh konyol nya
saya kala itu. Alhamdululillah alaa kulli haal, setiap kejadian selalu
saja menawarkan hikmah.
****
Saya sama suami suka ngobrol tentang yang dulu-dulu termaksud urusan cinta-cinta ini, saya pernah keceplosan menceritakan kisah di atas jadilah saya di ciee..ciee.. Haha. Saya nggak mati gaya dong, saya balas mencie..cie ..
Pada akhirnya waktu juga yang mengajarkan bahwa cinta bisa saja
dirudingkan siang malam namun tak menghasilkan apa-apa, tak jarang
pertemuan sehari malah menghasilkan buku nikah.. :V
Sebagai
Penutup ada nasehat yang bagus sekali dari salah seorang salaf, beliau
berkata “saat aku berdo’a kepada Allah lalu Dia mengambulkannya akupun
sangat bahagia. Namun bila Dia tidak mengabulkannya maka aku 10 kali
lebih bahagia. Karena disaat Allah mengaabulkan do’aku berarti Ia telah
memberikan keinginanku. Namun takkala Dia tidak mengabulkannya, berarti
Dia telah memberikan pilihanNya padaku.
1 comments
jadi nikah sama Adi itu hasil dari pertemuan sehari? wow.. :v
ReplyDelete