Bagian paling sensitif saat ikut kajian adalah pas bersinggungan dengan materi-materi yang mempertanyakan pengamalan ilmu yang sudah didapat. Bukan sekali dua kali saya mengalaminya, tapi berkali-kali, dan kesemuanya membuat saya GR habis-habisan. Sekali waktu ustadnya membahas perempuan dan hobi berceritanya, disitu padahal perempuan semua peserta kajiannya, tapi omongan ustadz jadi kayak senapan yang diarahkan ke saya, iya hanya ke saya. Saat ustadz menyindir...
Kenapa bahas patah hati? Karena Lagi banyak undangan, saya jadi bernostalgila sama kejadian patah hati beberapa tahun yang lalu, gara-gara undangan. Undangan yang mengabarkan hati yang sedang berbahagia itu tidak sedikit yang membawa serta pesan patah hati. Saya pernah mengalaminya, Jangan ditanya hancurnya hati kala itu. Pengalaman ternyata tak selamanya membuat kapok, padahal pengalaman patah hati saya sebelum itu sudah lumayan bikin hati...
Posisi meja kerja saya terbilang paling nikmat di ruangan, balik kiri langsung hadap-hadapan sama tivi. Jadinya walaupun sibuk-sibuk tapi informasi tidak ketinggalan, gosip pun demikian. Karena tivi ini saya jadi sedikit tahu bahwa hampir seluruh bujang di ruangan adalah penggemar garis keras dokter cantik yang muncul di dokter OZ setiap paginya. Hari ini pelatikan Gubernur Jakarta menjadi tema terhot. Saya hanya jadi pendengar...
Satu setengah tahun yang lalu, saya nonton acara tivi di anteve, acaranya bikin penontonnya lap-lap mata, termaksud pembawa acaranya juga, saya juga ikutan nangis. Ibu paru baya yang duduk disamping pembawa acara menjadi pusat perhatian. Si ibu yang menjadi bintang tamu ngelap mata berkali-kali dengan ujung lengan baju sambil menceritakan perjuangan hidup yang beliau lalui, hari-hari beliau bekerja sebagai tukang ojek dan tukang...
Sungguh saya sering terpukau pada kata-kata yang diputar-putar walaupun banyak yang tidak saya mengerti. Setidaknya saya paham rasa terpukau itu bukan hanya karena prestasi yang wow, sesuatu yang menjengkelkan pun bisa menghadirkan rasa terpukau. Ini boleh jadi menjadi salah satu sebab mencuatnya bakat berkomentar dalam diri saya. Belum lagi adanya naluri alami merasa senang dikomentari, maka jadilah bakat ini bersambut, bebas berkomentar, cuy.....