Berhati-hati dengan keinginan
5:46:00 AMSudah tak terhitung saya melewati penjual bunga
yang ada dipinggir jalan tempat saya melakukan aktivitas pulang pergi setiap
harinya. Setiap kali melewati penjual bunga itu perasaan saya selalu meminta
untuk mampir namun tidak sekalipun saya memperturutkan
perasaan saya ini. Barulah kemarin saya memberanikan diri untuk
mampir dengan terlebih dahulu memastikan niat saya untuk tidak membeli apa-apa,
hanya mampir saja.
Ternyata penjual di toko bunga itu adalah seorang wanita paru baya yang
minta dipanggil oma. Mulailah saya berkeliling sambil kepo-kepo. Keindahan
bunga-bunga yang baru mekar ditambah rayuan si oma tanpa
saya sadari berhasil menggoyahkan niat saya di awal. Ceritanya berlalu dengan
cepat, tahu-tahu dimotor saya sudah ada 4 jenis bunga yang di ikat pinggir kiri
kanan motor, dijok belakang ada sekarung besar tanah, dibagian depan ada satu
jenis bunga cantik yang benar-benar mengalihkan niat saya di awal ,lengkap
dengan empat buah pot kosong yang
siapkan untuk bungat-bunga yang saya beli. Saya seperti dibuat
kesurupan oleh bunga-bunga itu, uang di dompet saya terkuras sampai ke
basement.
Saya mengendarai motor dengan pelan karena takut membuat layu bunga yang
diboncengan saya. Pelan dan sungguh tersiksa. Beberapa pengguna jalan mengacungi saya jempol. Seorang bapak-bapak
sampai membuka kaca mobilnya kemuadian mengatakan “bagusssss” entah apa yang
ada dalam pikiran mereka, tapi besar kemungkinan saya dikira tukang ojek...
Hahaha
Sesampai di rumah saya langsung menanam bunga-bunga cantik yang baru saja
mengurangi uang makan saya untuk bulan ini. Karena kelewat semangat, saya
merapikan semua pot bunga yang sudah tiga tahun ini tidak pernah saya lirik, terlantar dan jarang
disirami. Saya menyikat pot terlantar itu satu-satu sampai kinclong.
Sentuhan akhir dari aktivitas tanam menanam yang saya lakukan adalah tata
letak. Oke semua beres bertepatan dengan adzan maghrib.
Minat saya mendadak naik pada dunia bunga-bungaan, saya sempat heran,
kenapa saya jadi kesurupan begini yak. Ah mungkin karena pengaruh udah nikah
kali yaa.. Naluri merawat tumbuh dengan sendirinya.. :D *maksa*
Setelah sholat isya saya kembali mengintip bunga-bunga yang sudah saya
tata, oh cantiknya. Tapi koq tata letaknya kayak nggak pas yaa, akhirnya saya
menggaruk-nggaruk tanah di jam delapan malam. Setelahnya saya kembali masuk
rumah, namun sebelum menutup pintu saya kembali mengintip bunga-bunga itu dari
balik jendela. Indahnya.
Tak berselang lama suami saya menelpon, saya langsung menceritakan hobi
dadakan yang mendatangi saya. Diaa sangat sabar mendengarkan semangat saya yang menggebu, walaupun pada
akhirnya dia mengatakan semoga hobi menanam bunga yang saya lakoni enggak
panas-panas ee
ayam...hahaha.. Saya hanya tertawa sebab dalam dunia rawat-merawat saya terbilang tidak
telaten kecuali pada satu hal sajaaa “merawat cintaku padamu, suamiku” *gombal*
Saya tertidur sambil membayangkan akan tumbuh bunga-bunga yang indah di halamana rumah. Besok paginya, setelah sholat shubuh,
aktivitas saya dipagi hari mengalami pergeseran, tanpa diperitah saya
langsung membuka pintu karena penasaran dengan kabar bunga-bunga pagi ini. Saya
menatapnya satu-satu. uhmmmm. tatak letaknya koq kayak ada yang kurang…
Jreng..jrenggg…
mulailah lagi saya menggaruk-nggaruk tanah, padahal jam segini biasanya saya
isi dengan minum teh. Karena harus ke tempat kerja akhirnya saya meninggalkan
bunga-bunga itu dengan perasaan ada yang kurang.
Sebelum berangkat kerja
lagi-lagi saya memandangi bunga itu satu-satu.
Tak di rasaa dzuhur pun
datang. Lemes saya mengingat kalau pagi tadi saya sampai tidak dzikir pagi,
tidak juga membaca al qur’an gara-gara sibuk mengurus bunga. Sungguh sudah sekian
kalinya saya mengulang kebodohan ini, terlalaikan dengan seseatu yang sudah
saya dapatkan dengan bersusah payah. Dengan apa
yang terjadi
ini, saya mengingat banyak hal yang saya inginkan dalam kehidupan ini
dengan sangat ngotot, tidak sabaran bahkan ada yang sampai berderai air mata
Ini
bukan yang pertama, ada banyak hal yang saya perjuangkan mati-matian dan tidak
sedikit yang berkasus seperti bunga dan dzikir pagi yang saya lalaikan. Sungguh
berhati-hati dengan keinginan itu sangat diperlukan, tidak pantas rasanya apa
yang sudah kita dapatkan dengan susah payah, Allah pun bermurah hati memberikan
tapi justru melalaikan tuk sekedar mengingat Dia, Yah Dia Allah yang telah
memberikan semua hal yang kita butuhkan bahkan tanpa kita minta sekalipun…
T_T
29 Agustus 2014
0 comments