“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah
selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat)
melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: (1) Allah akan segera mengabulkan
do’anya, (2) Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan (3) Allah
akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas
mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan
do’a-do’a kalian.”
(HR. Ahmad).
(HR. Ahmad).
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku,
niscaya akan Kuperkenankan bagimu.”
(QS. Ghofir/ Al Mu’min: 60)
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu
tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah
mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
(QS. Al Baqarah: 186)
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di
sisi Allah Ta’ala selain do’a.”
(HR. Tirmidzi)
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan
dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang
lalai.”
(HR. Tirmidzi no.
3479, hasan)
Ibnu Rajab dalam Jaami’ul ‘Ulum wal
Hikam berkata,
“Terus meminta dengan do’a dan memohon ampunan
Allah disertai rasa penuh harap pada-Nya, adalah jalan mudah mendapatkan
maghfiroh (ampunan).”
Ya Allah, kabulkanlah dan perkenankanlah setiap do’a kami.