7 Alasan Kenapa Kamu Harus Membaca Buku 'Beli Karena Butuh'


Beberapa hari ini setiap ada waktu luang saya menyempatkan diri membaca buku. Salah satu buku yang saya baca berjudul 'Beli Karena Butuh'. Kebiasaan beli karena butuh sebenarnya sudah saya tahu dari jaman dahulu kala, ๐Ÿ˜… tapi nggak pernah serius dipraktekin. Baru dua tahun terakhir ini saya lebih serius lagi mencoba hanya membeli sesuatu yang benar-benar saya butuhin. Tadinya saya berpikir bahwa belajar beli karena butuh hanya berhubungan dengan barang-barang yang akan saya miliki. Ternyata lebih jauh hal ini membentuk kebiasaan baru di diri saya, sekarang jadi gampang merasa cukup dengan yang saya punya.

Yang bikin saya senang banget saat baca buku ini adalah jadi berasa dapat suntikan energi untuk nggak gampang beli sesuatu walaupun punya uang atau minimal nggak sering pusing karena ingin beli ini itu tapi nggak punya uang. Pas buku ini nyampe rumah, malamnya saya tidur sampai larut karena penasaran sama isinya. Dan alhamdulillah banyak hal seru yang saya dapat di buku ini, kalau ditanya perlu nggak untuk dibaca, jawaban saya perlu banget apalagi kalau masih suka jajan sembarangan terus nyesal. hehe. Walaupun buku ini ditujukan untuk muslimah remaja tapi filosofinya sangat membantu untuk membangun kebiasaan baik di diri kita. Duh, andai dulu saat remaja saya baca buku seperti ini mungkin tabungan saya udah bisa dipakai naik haji. hehe.

Nah ini 7 alasan kenapa teman-teman harus membaca buku ini.

1. Godaan untuk hidup gaya itu berat! kamu nggak akan sanggup.

Ntah sudah berapa kali saya membaca komentar sedih di kolom komentar beberapa akun ig yang menjual pakaian muslimah. Komentar sedih itu muncul karena mereka nggak kebagian pakaian yang open order. Masyaallah sampai rebutan. Dan yang bikin kaget karena bukan cuma satu akun ig yang begini, ada beberapa akun ig yang saya follow dimana selalu banjir orderan rebutan gamis dan jilbab. Karena penasaran saya sempat ikutan iseng-iseng kirim format order, pesan saya baru dibalas tiga hari kemudian dan udah nggak kebagian.

Ini hanya salah satu satu saja dari sekian banyak bukti kalau muslimah selalu jadi sasaran empuk tempat jualan. Dan ini adalah godaan yang sungguh berat karena model baru muncul setiap kedipan mata. 

Kemampaun memilah mana yang benar-benar dibutuhin menjadi kemampuan dasar yang wajib dimililiki agar apa? agar tenang! ngga ikut-ikutan mupeng setiap ada yang baru. Dan buku 'Beli karena Butuh' akan membantu kita membangun kebiasaan baik memilah mana yang butuh, mana yang nggak. Bukan hanya pakaian, tapi semuanya.

2. Ikut Menangis bersama Abdurahman Bin Auf 

T_T

Siapa yang pernah baca kisah Abdurahman bin Auf yang nangis bukan karena nggak punya duit tapi karena kabanyakan...

Saya baru benar-benar paham tangisan Abdruhman bin Auf setelah mempraktekan ' Beli Karena Butuh'. Ini bukan hanya soal barang-barang yang kita punya, tapi ada pertanggung jawaban di akhirat nanti. Dulu saya hanya mikir kita akan ditanya dari mana kita dapat duit, ternyata nggak cukup sampai disitu, uang halal yang kita pakai pun akan ditanyakan dipakai untuk apa.

Hiks.

Buku 'Beli Karena Butuh' melengkapi rasa takut saya tentang tanya 'dipakai untuk apa'. Dalam buku ini teman-teman akan semakin diyakinkan biar lebih hati-hati lagi saat ingin membeli sesuatu, ternyata dalam al quran sudah jelas larangan untuk hidup 'berlebih-lebihan'

3. Merasa Cukup Itu Menenangkan

Pada Halaman 59 di buku ini akan diajak untuk sadar kalau yang kita miliki saat ini sudah sangat cukup bahkan berlebih dengan latihan yang disarankan Franchine Jay. Caranya kita diajak mencatat apa saja yang kita miliki di dalam rumah. Yakin saya nggak bakalan sanggup nyatatnya karena ada banyak. Nggak usah keseluruhan rumah, cukup catat yang ada di lemari, udah banyak banget, baru ciput aja sudah satu halaman kertas folio bergaris, hehe, belum jilbab, belum bros, belum baju. Banyak. 

Kesadaran ini harusnya membuat kita sadar bahwa yang kita punya sudah cukup banget. 

4. Semakin Sederhana, Semakin Bahagia

Para Penulis Buku tentang gaya hidup Minimalis, dimulai dari Marie Kondo, Francine Jay, Hingga Fumio Sasaki, sama-sama bersepakat bahwa Kebahagiaan yang Hakiki tidak didapat dari benda-benda. Semakin Sederhana kamu, semakin bahagia hidupmu.

Kebahagiaan sejati muncul bukan karena setiap keinginan telah terpenuhi. Namun justru karena ia terbebas dari keinginan-keinginan sesaat untuk memuaskan ego semata.

Rahasia keinginan: Tidak Peduli berapapun kamu memenuhinya, dia tidak akan pernah tercukupi

Kata-katanya Dalem banget banget banget (saya contek dari buku 'Beli Karena Butuh')

5. Kira-kira gimana caranya biar bisa nahan diri saat gelora pengen jajan udah bikin migren? ๐Ÿ˜…

Nah ayo baca buku ini. Karena godaan penjual tuh ada macam-macam, tambah klop kalau ketemunya sama tipikal yang laper mata. Mulai dari diskon yang munculnya dadakan kayak tahu bulat, sampai yang gratisan, beli jilbab dapet buku agenda + tanda tangan artis! ๐Ÿ˜…

6.  Dari Beli Karena Butuh sampai Hidup Rapi ala Konmari

Salah satu bagian dari buku ini yang bikin senang adalah penulisnya juga membahas Marie Kondo. Terlepas dari yang pro dan kontra, saya termaksud penggemar Konmari. Untuk sebagian orang apa yang dilakukan Marie Kondo hanya sebatas beres-beres tapi untuk saya lebih dari itu. Ada kebiasaan baru yang saya punya karenanya. 

Hubungannnya sama buku ini apa?

Saat kita bisa memilah mana yang kita butuhin dan tidak, maka otomatis barang-barang yang kita punya juga hanya yang benar-benar kita butuhin, dan percaya deh jumlahnya nggak banyak. Bonusnya, kita semakin gampang merapikan dan untuk memilih yang mau kita gunakan juga nggak makan waktu.

7. Beli Karena Butuh melatih kita untuk mengatur keuangan

Seperti yang saya bilang diawal tulisan ini, andai dari dulu hidup dengan bisa nahan diri, tabungan saya pasti udah banyak. 

Tapi belum terlambat untuk memulai. Menahan diri untuk nggak beli kalau nggak butuh secara nggak langsung melatih kita untuk mengatur keuangan, dan tentunya bisa digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat. Dalam buku ini ada tips-tips mengatur keuangan. 

----

Sebelum ditutup, mau curhat dulu kalau saya juga sebenarnya masih sering khilaf, hehe, ke warung niatnya mau beli garam eh pas pulang bawa martabak๐Ÿ˜….

Sampai saat ini saya masih terus latihan untuk sadar saat memutuskan membeli sesuatu, sadar dalam artian ngasih waktu ke diri sendiri untuk nanya 'ini benar-benar saya butuhin nggak sih'

Selamat mencoba ya.

Yang mau beli bukunya bisa langsung kontak penulisnya di sini :)

1 comment:

  1. like.. saya lagi belajar mengembangkan blog Ka.. Boleh d kunjungi --> https://iamrizkimuliawan.blogspot.com/

    ReplyDelete